Nyeri Kanker Paru, Kenali dan Tangani Sebelum Terlambat

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 03 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Nyeri kanker paru biasa muncul di area dada, bahu, atau punggung. Kondisi ini biasanya dikeluhkan saat kondisi sudah makin parah. Simak cara penanganannya!

Nyeri Kanker Paru, Kenali dan Tangani Sebelum Terlambat

Nyeri dada merupakan salah satu gejala yang bisa muncul akibat kanker paru. Namun, nyeri dada bukanlah gejala spesifik untuk kanker paru, karena bisa saja keluhan ini disebabkan oleh penyakit yang lain. Lalu nyeri dada karena kanker paru seperti apa? Selain itu, apa yang dirasakan sakit kanker paru-paru? Berikut ini adalah penjelasan singkatnya, serta tips meringankan nyeri kanker paru yang bisa Anda lakukan.


Gejala Kanker Paru

Umumnya kanker paru tidak menyebabkan gejala hingga kondisi sudah parah. Sebab, makin besar ukuran kanker, akan makin besar penekanan yang ditimbulkan ke organ dalam rongga dada. Kondisi ini kemudian akan menyebabkan berbagai gejala kanker paru, berupa:


  • Sering mengalami infeksi saluran pernapasan bawah, seperti bronkitis dan pneumonia
  • Kesulitan bernapas
  • Suara menjadi serak
  • Batuk kronis atau batuk yang tak kunjung sembuh, bahkan makin parah
  • Batuk berdarah
  • Sesak napas
  • Mengi tanpa riwayat asma sebelumnya
  • Nyeri dada, yang juga dikenal dengan nyeri kanker paru


Baca juga: Apakah Kanker Bisa Sembuh? Jangan Khawatir, Kanker Bisa Diobati


Selain itu, ada juga beberapa gejala umum dari kanker paru, yang meliputi:


  • Sakit kepala
  • Nyeri tulang
  • Benjolan (kelenjar getah bening) di leher atau sekitar tulang selangka
  • Pembengkakan pada wajah, leher, maupun tangan
  • Sakit kuning (jaundice)
  • Mati rasa maupun kelumpuhan pada tangan dan kaki
  • Kelelahan kronis
  • Penurunan berat badan yang tidak direncanakan


Segera periksakan diri ke dokter spesialis bedah onkologi jika Anda mengalami tanda dan gejala seperti batuk yang tidak kunjung sembuh atau sesak napas, karena deteksi dini oleh dokter dapat sangat mempengaruhi upaya kesembuhan Anda. Apalagi bagi Anda yang memiliki risiko terkena kanker paru.


Baca juga: Nyeri Kanker, Ketahui Penyebab dan Penanganannya!



Apa itu Nyeri Kanker Paru?

Nyeri kanker paru terjadi karena sel kanker menekan saraf di sekitarnya, serta membuat rongga dada makin sempit. Selain karena pertumbuhan sel kanker paru itu sendiri, nyeri yang terjadi bisa juga dirasakan sebagai efek dari pengobatan maupun operasi yang dilakukan untuk mematikan sel kanker.


Kondisi ini lah yang menyebabkan Anda merasakan nyeri di dada, yang akan terasa lebih parah ketika menarik napas dalam, batuk, maupun tertawa. Nyeri karena kanker paru juga bersifat menetap, serta bisa dirasakan menjalar hingga ke bahu.


Baca juga: Waspada Kanker Paru pada Non-Perokok


Diagnosis Kanker Paru

Mengingat gejala kanker paru sebenarnya tidak spesifik, dokter perlu melakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisi yang mendasari keluhan Anda. Untuk menegakkan diagnosis kanker paru, dokter akan memulai dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, yang kemudian di konfirmasi dengan pemeriksaan penunjang.


Beberapa pemeriksaan penunjang kanker paru yang dilakukan dokter spesialis paru, meliputi pemeriksaan dahak, rontgen paru, CT-Scan, MRI, PET-Scan, maupun biopsi. Metode biopsi yang bisa dilakukan berupa biopsi menggunakan jarum, bronkoskopi maupun mediastinoskopi, dilakukan untuk memeriksa sel paru, dan menilainya keparahannya (stadium kanker paru). Pemeriksaan penunjang juga dilakukan untuk menentukan asal dan penyebaran kanker paru.


Baca juga: Apa dan Bagaimana Kemoterapi Kanker?


Manajemen Nyeri Kanker Paru

Setelah memastikan penyebab keluhan yang Anda rasakan, dan jika memang disebabkan oleh kanker paru, dokter paru akan mulai melakukan pengobatan yang sesuai. Sebagai langkah awal, dokter akan untuk mengubah gaya hidup, dengan menghentikan kebiasaan merokok. Selain itu, kemoterapi, radioterapi, operasi, maupun kombinasi dari beberapa metode pengobatan kanker paru juga akan dilakukan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda dan kanker paru yang tengah diderita.


Sama seperti nyeri karena kondisi medis lain, nyeri kanker paru juga menyebabkan situasi tidak nyaman, yang perlu diatasi. Dokter akan memberikan pengobatan, melalui kemoterapi maupun radioterapi, untuk membuat sel kanker menciut, sehingga tidak lagi menyebabkan nyeri. Selain itu, operasi juga bisa dilakukan untuk meredakan nyeri pada kasus kanker paru yang sudah menyebar ke bagian tubuh lain, seperti tulang.


Dokter spesialis anestesi akan melakukan manajemen nyeri kanker paru berdasarkan panduan step ladder yang dikeluarkan oleh WHO. Pengobatan bersama dokter spesialis lain yang terkait juga akan memaksimalkan pengobatan, termasuk manajemen nyeri, kanker paru. 


Selain pengobatan nyeri kanker paru dari dokter, Anda bisa menerapkan beberapa tips berikut ini untuk memaksimalkan terapi:


  • Mencatat sifat nyeri, penyebarannya, keparahannya, durasinya, serta hal atau obat yang meredakan nyeri kanker paru
  • Konsumsi obat secara rutin, sesuai arahan dokter, meski tidak sedang merasakan nyeri
  • Berikan waktu bagi tubuh untuk beradaptasi dengan efek obat antinyeri, atau berikan waktu bagi obat antinyeri untuk benar-benar bekerja mengatasi keluhan Anda
  • Mengingat konstipasi sebagai efek obatantinyeri, Anda sebaiknya mengonsumsi pencahar yang diresepkan oleh dokter
  • Cobalah untuk melakukan meditasi maupun mempelajari salah satu terapi relaksasi untuk meredakan nyeri


Baca juga: Menjaga Kesehatan Pernapasan



Dokter paru mungkin akan melibatkan beberapa dokter spesialis dari disiplin ilmu yang lain untuk memberikan pengobatan yang holistik bagi Anda. Untuk meredakan nyeri kanker paru, biasa pengobatan dari dokter spesialis anestesi juga bisa saja dilakukan bersama dengan pengobatan dari dokter spesialis paru dan dokter spesialis bedah onkologi.


Di RS Pondok Indah, pengobatan untuk nyeri kanker paru dilakukan secara holistik dengan melibatkan beberapa dokter spesialis, guna mencapai hasil yang optimal. Tak hanya dari dokter spesialis yang terpercaya, pengobatan yang kami berikan didukung dengan teknologi terkini demi memberikan hasil yang terbaik bagi Anda dan orang terkasih.


Referensi:

  1. De Cassai A, Geraldini F. Chronic Pain and Regional Anesthesia: A Call to Action!. Journal of Clinical Medicine. 2023. (https://www.mdpi.com/2077-0383/12/5/1955). Diakses pada 27 Agustus 2024.
  2. Durey B, Djerada Z, et al,. Erector spinae plane block versus paravertebral block after thoracic surgery for lung cancer: A propensity score study. Cancers. 2023. (https://www.mdpi.com/2072-6694/15/8/2306). Diakses pada 27 Agustus 2024.
  3. Kettyle G. Multidisciplinary approach to cancer pain management. The Ulster Medical Journal. 2023. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9899029/). Diakses pada 27 Agustus 2024.
  4. Zhou J, Li X, et al,. Efficacy of paracetamol and mannitol injection in managing chronic post-thoracotomy pain following lung cancer surgery: Study protocol for a single center, prospective, randomized, double-blind, and controlled trial. 2023. (https://www.researchsquare.com/article/rs-3697983/v1). Diakses pada 27 Agustus 2024.
  5. American Cancer Society. Signs and Symptoms of Lung Cancer. (https://www.cancer.org/cancer/types/lung-cancer/detection-diagnosis-staging/signs-symptoms.html). Direvisi terakhir 29 Januari 2024. Diakses pada 27 Agustus 2024.
  6. American Lung Associations. Lung Cancer Symptoms. (https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/lung-cancer/symptoms-diagnosis/symptoms). Direvisi terakhir 7 Juni 2024. Diakses pada 27 Agustus 2024.
  7. Cancer Research UK. Symptoms of lung cancer. (https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/lung-cancer/symptoms). Direvisi terakhir 12 Desember 2022. Diakses pada 27 Agustus 2024.
  8. Centers for Disease Control and Prevention. Symptoms of Lung Cancer. (https://www.cdc.gov/lung-cancer/symptoms/index.html). Direvisi terakhir 23 Februari 2024. Diakses pada 27 Agustus 2024.
  9. Mayo Clinic. Lung Cancer. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lung-cancer/symptoms-causes/syc-20374620). Direvisi terakhir 30 April 2024. Diakses pada 27 Agustus 2024.