Nyeri Kanker, Ketahui Penyebab dan Penanganannya!

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 03 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Nyeri kanker adalah nyeri akibat pertumbuhan sel kanker, efek samping pengobatan, dan sebagainya. Cari tahu bagaimana cara manajemen nyeri kanker di sini!

Nyeri Kanker, Ketahui Penyebab dan Penanganannya!

Kanker sering kali menyebabkan penderitanya merasakan nyeri yang hebat. Jenis nyeri kanker dapat bervariasi berdasarkan lokasi kanker, efek samping pengobatan, dan sensitivitas nyeri pasien. Meski tingkat keparahan nyeri kanker memang bisa saja berbeda-beda, tergantung stadium dan jenis kanker yang dialami masing-masing orang, penanganan yang tepat perlu diberikan untuk memastikan penderitanya tetap dapat menjalani hari-harinya dengan berkualitas.


Gejala Umum Kanker

Gejala kanker memang bisa saja berbeda pada tiap penderitanya, tergantung lokasi, ukuran, dan stadium kanker, serta kondisi kesehatan maupun riwayat penyakit masing-masing orang. Namun, nyeri merupakan salah satu gejala kanker yang paling banyak dikeluhkan, serta menjadi gejala yang ditakuti penderita kanker.


Selain nyeri, apa saja yang dirasakan penderita kanker? Berikut ini adalah beberapa gejala yang paling banyak dikeluhkan atau dirasakan oleh pasien kanker:


  • Perubahan pada kulit, baik jadi kekuningan, kemerahan, atau lebih gelap, maupun luka yang tak kunjung sembuh serta perubahan pada tahi lalat
  • Benjolan atau bagian di bawah kulit yang terasa lebih tebal
  • Suara serak
  • Batuk kronis
  • Lebih mudah berdarah, termasuk mimisan dan gusi berdarah, tanpa didahului dengan penyebab yang jelas
  • Perubahan berat badan yang tidak direncanakan, baik peningkatan maupun berkurangnya berat badan secara drastis
  • Sesak napas kronis
  • Perubahan pola buang air besar maupun buang air kecil
  • Kesulitan menelan
  • Indigestion maupun merasa cepat kenyang meskipun hanya makan sedikit
  • Kelelahan kronis meskipun tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebih
  • Badan pegal linu atau nyeri otot maupun nyeri sendiri yang terjadi secara kronis, tanpa sebab yang jelas
  • Berkeringat maupun demam saat malam hari tanpa sebab yang jelas dan terjadi secara kronis


Baca juga: Apakah Kanker Bisa Sembuh? Jangan Khawatir, Kanker Bisa Diobati



Apa Saja Penyebab Nyeri Kanker?

Nyeri kanker sebenarnya merujuk pada sensasi tidak menyenangkan yang dirasakan oleh penderita kanker, baik karena perkembangan penyakit kanker itu sendiri, maupun akibat pengobatan serta tindakan medis unutk kanker yang tengah dijalani. Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang penyebab nyeri kanker:


1. Sel Kanker

Sel kanker merupakan suatu bentuk kelainan, yang mana proses pembelahan sel terjadi lebih cepat, sehingga pertumbuhan dan penyebarannya pun lebih cepat. Kondisi ini lah yang menyebabkan penderita kanker mengalami nyeri karena sel tumbuh dan membesar dengan cepat sehingga menekan organ, tulang maupun saraf di sekitarnya. Selain itu, sel kanker sendiri juga menghasilkan senyawa yang menimbulkan rasa sakit.


2. Terapi Kanker

Beberapa pengobatan diupayakan untuk mengatasi kanker, baik dengan obat-obatan (kemoterapi) maupun dengan radiasi (radioterapi). Meski dapat membunuh sel kanker, terapi kanker juga bisa menimbulkan efek samping berupa munculnya nyeri kanker. Kondisi ini terjadi karena adanya gangguan pada saraf di sekitar lokasi tumbuhnya sel kanker. 


3. Operasi Kanker

Beberapa kasus kanker perlu ditangani dengan operasi. Namun, efek samping tindakan ini seringkali memicu timbulnya nyeri pasca operasi yang juga merupakan salah satu penyebab nyeri kanker.


Baca juga: Kanker Teratasi, Aktivitas Tak Terbatasi


Manajemen Nyeri Kanker

Tingkat keparahan nyeri yang dialami pun bisa berbeda dari 1 orang dengan yang lainnya, ada yang merasakan nyeri ringan, sedang, maupun nyeri yang sangat hebat. Bila nyeri akibat kanker sangat parah, penderitanya dapat mengalami kecemasan maupun depresi yang bahkan bisa menurunkan kualitas hidupnya. Oleh karena itu, manajemen nyeri kanker yang tepat sangat dibutuhkan.


Meski banyak metode yang bisa digunakan untuk mengatasi nyeri kanker, dokter spesialis anestesi akan memberikan penanganan sesuai dengan kondisi Anda. Terkadang dokter bisa saja melakukan manajemen nyeri kanker dengan menggabungkan beberapa metode sekaligus. 


Step Ladder WHO

Salah satu prinsip manajemen nyeri yang digunakan untuk meredakan keluhan penderita kanker adalah step ladder WHO. Secara garis besar, prinsip manajemen nyeri ini adalah mengatasi keluhan secara bertahap. Ada pun rute pemberiannya dimulai dengan cara diminum. Bila tidak memungkinkan, barulah obat antinyeri diberikan melalui rute lain, baik melalui lubang anus maupun pembuluh darah. 


Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai manajemen atau pengobatan nyeri kanker berdasarkan prinsip step ladder yang dikeluarkan oleh WHO:


Tahap 1

Diberikan untuk mengatasi nyeri ringan dengan pemberian obat analgesik dari kelompok non-opioid, contohnya adalah obat OAINS (obat antiinflamasi non-steroid), aspirin, dan paracetamol. Tahap ini juga bisa dibarengi dengan pemberian obat adjuvant.


Tahap 2

Bila nyeri masih menetap atau memburuk, dan dapat dikategorikan sebagai nyeri sedang, dokter akan memberikan pereda nyeri yang berasal dari kelompok opiod lemah, seperti codein atau tramadol, dengan atau tanpa pemberian paracetamol dan obat adjuvant.


Tahap 3

Merupakan tahapan manajemen nyeri untuk nyeri sedang-berat, dengan pemberian obat antinyeri dari kelompok opioid, seperti morfin, fentanyl, maupun oxycodone. Pada tahap ini, pengobatan juga bisa dilakukan bersama dengan pemberian obat dari kelompok non-opioid dengan atau tanpa pemberian terapi adjuvant.


Pada dasarnya, terapi adjuvant bisa diberikan pada ke-3 tahapan manajemen nyeri tersebut dengan tujuan meredakan efek samping dari obat analgetik, meningkatkan efektivitas obat antinyeri, maupun penanganan untuk keluhan psikologis yang terjadi bersamaan dengan timbulnya nyeri kanker.


Baca juga: Apakah Kanker Serviks Bisa Disembuhkan?



Selain beberapa pengobatan di atas, terapi akupuntur dan hipnoterapi juga diketahui dapat meredakan nyeri kanker. Dokter spesialis penyakit dalam akan menyarankan terapi komplementer yang paling sesuai, berdasarkan kondisi Anda.


Dengan beragam modalitas medis yang telah banyak berkembang, Anda tidak perlu khawatir dalam menghadapi keluhan nyeri kanker. Konsultasikan dengan dokter spesialis anestesi di RS Pondok Indah untuk mendapatkan penanganan nyeri yang optimal. 


Selain keterampilan medis yang tidak perlu diragukan, dokter spesialis di RS Pondok Indah juga akan melakukan penanganan secara holistik bersama dengan dokter spesialis lain yang terkait, didukung dengan teknologi medis terkini. Dengan demikian, nyeri karena kanker bisa diredakan, sehingga aktivitas Anda tidak banyak terhambat.



Referensi:

  1. Lee YC, Brake T, et al,. The use of interventional procedures for cancer pain. A brief review. Supportive Care in Cancer. 2024. (https://link.springer.com/article/10.1007/s00520-024-08467-6#Sec15). Diakses pada 26 Agustus 2024.
  2. Haroun R, Wood JN, et al,. Mechanisms of cancer pain. Frontiers in Pain Research. 2023. (https://www.frontiersin.org/journals/pain-research/articles/10.3389/fpain.2022.1030899/full). Diakses pada 26 Agustus 2024.
  3. Hassankhani H, Orujlu S, et al,. Enhancing cancer pain self-management: a Holistic supporting model. SAGE Open Nursing. 2023. (https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/23779608231197581). Diakses pada 26 Agustus 2024. 
  4. Hochberg U, Ingelmo P, et al,. Early interventional treatments for patients with cancer pain: a narrative review. Journal of Pain Research. 2023. (https://www.tandfonline.com/doi/full/10.2147/JPR.S405808). Diakses pada 26 Agustus 2024.
  5. Mestdagh F, Steyaert A, et al,. Cancer pain management: a narrative review of current concepts, strategies, and techniques. Current Oncology. 2023. (https://www.mdpi.com/1718-7729/30/7/500). Diakses pada 26 Agustus 2024.
  6. Snijders RA, Brom L, et al,. Update on prevalence of pain in patients with cancer 2022: a systematic literature review and meta-analysis. Cancers. 2023. (https://www.mdpi.com/2072-6694/15/3/591). Diakses pada 26 Agustus 2024.
  7. National Cancer Institute. Cancer Pain (PDQ®)–Patient Version. (https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/side-effects/pain/pain-pdq). Direvisi terakhir 7 Juni 2024. Diakses pada 26 Agustus 2024.
  8. American Cancer Society. Pain in People with Cancer. (https://www.cancer.org/cancer/managing-cancer/side-effects/pain/cancer-pain/pain-in-people-with-cancer.html). Direvisi terakhir 29 Maret 2024. Diakses pada 26 Agustus 2024.
  9. Cancer Research UK. Causes and types of cancer pain. (https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/coping/physically/cancer-and-pain-control/causes-and-types). Direvisi terakhir 12 Januari 2024. Diakses pada 26 Agustus 2024.
  10. Cleveland Clinic. Cancer Pain. (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/17316-pain-management--cancer-care). Direvisi terakhir 26 Oktober 2022. Diakses pada 26 Agustus 2024.
  11. Mayo Clinic. Cancer. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cancer/symptoms-causes/syc-20370588). Direvisi terakhir 7 Desember 2022. Diakses pada 26 Agustus 2024.
  12. Mayo Clinic. Cancer pain: Relief is possible. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cancer/in-depth/cancer-pain/art-20045118). Direvisi terakhir 12 Oktober 2022. Diakses pada 26 Agustus 2024.