Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu, sehingga memerlukan perawatan khusus karena organ belum berkembang sempurna.
WHO mendefinisikan bayi prematur (preemies) adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu dihitung dari periode menstruasi terakhir. Bayi prematur terutama yang lahir di bawah 32-34 minggu, memiliki penampilan fisik yang khas: kulit lebih tipis dan gambaran pembuluh darah di bawahnya dapat terlihat.
Kulitnya berwarna lebih merah, wajah dan tubuhnya tertutup oleh lanugo (rambut halus), tulang rawan telinga sangat elastis, puting payudara kecil, garis telapak kaki tipis, lebih sering tertidur, dan refleks hisap masih belum sempurna.
Persalinan prematur sering terjadi pada wanita yang hamil di usia lebih dari 35 tahun atau hamil di usia kurang dari 19 tahun.
Beberapa kondisi akan meningkatkan kelahiran prematur, seperti infeksi (termasuk infeksi saluran kemih, vagina, penyakit menular seksual, dan kemungkinan infeksi lainnya), tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan pembekuan darah, underweight atau overweight sebelum hamil, jarak antara kehamilan terlalu berdekatan, perdarahan per vagina, mulut rahim lemah, ruptur kantung amnion, riwayat persalinan prematur sebelumnya, rahim abnormal, malnutrisi, dan kelainan pada bayi.
Kondisi lainnya yaitu merokok, minum alkohol, menggunakan obat terlarang, kekerasan rumah tangga, keterlambatan atau tidak pernah periksa kehamilan, dukungan sosial yang kurang, stres, dan pekerjaan yang membutuhkan berdiri dalam waktu lama, diyakini akan meningkatkan kelahiran prematur.
Tiga kategori wanita yang mempunyai risiko tinggi mengalami persalinan prematur adalah wanita dengan persalinan prematur sebelumnya, wanita dengan kehamilan kembar, triplet atau lebih, serta wanita dengan rahim atau mulut rahim abnormal.
Baca juga: Pentingnya Skrining pada Bayi Baru Lahir
Kemampuan beradaptasi bayi prematur agak terganggu karena organnya belum matang. Tak jarang, di awal kehidupannya, bayi prematur membutuhkan bantuan pernapasan agar tidak jatuh pada kondisi darurat. Ini dilakukan sampai ia stabil.
Bila sudah stabil, bayi prematur harus mengejar pertumbuhan demi mencapai tumbuh kembang optimal. Ini memerlukan lingkungan optimal, yaitu dengan memberikan suhu optimal menggunakan inkubator atau Perawatan Metode Kangguru (PMK).
Proses PMK berupa bayi telanjang diletakkan di dada ibu. Tubuh ibu berfungsi sebagai inkubator otomatis yang akan menyerap panas bayi apabila bayi kepanasan (hipertermi) dan akan menyalurkan panas tubuh bila bayi kedinginan (hipotermi).
PMK diyakini lebih efektif dan murah. Kedua, memberikan nutrisi optimal, yaitu ASI prematur yang kandungan protein dan kalsiumnya tinggi. Karena ASI prematur hanya bertahan 3 minggu, selanjutnya dibutuhkan tambahan Human Milk Fortifier (HMF) ke dalam ASI yang telah diperas sampai berat badan bayi mencapai 2 kg.
Apabila sejak awal tidak terdapat ASI, maka diperlukan susu prematur sampai mencapai 2 kg dan dapat dilanjutkan dengan after discharge formula.
Baca juga: Inisiasi Menyusu Dini Demi Suksesnya ASI Eksklusif
Bayi prematur merupakan masalah kesehatan yang serius dan mempunyai risiko tinggi terhadap komplikasi kesehatan bayi baru lahir. Risiko yang ditimbulkan sangat bergantung pada usia kehamilan. Makin kecil usianya, makin besar risikonya.
Kebanyakan bayi prematur membutuhkan perawatan khusus di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dengan dokter spesialis dan peralatan khusus (ventilator, dll) untuk mengatasi kondisi kesehatannya.
Baca juga: Pijat Bayi, Segudang Manfaat untuk Tumbuh Kembang Bayi
Tiga hal penting yang perlu dipantau pada bayi prematur, yaitu berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.
a. Rata-rata penambahan BB yang diharapkan perhari
b. Tinggi badan 1 cm/bulan 3
c. Lingkar kepala 0,5 cm/minggu
Bayi prematur lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Idealnya, bayi lahir di usia 39-40 minggu, sehingga bayi prematur berisiko lebih tinggi membutuhkan perawatan khusus.
Ciri-ciri bayi prematur meliputi berat badan rendah, kulit tipis dan transparan, kesulitan bernapas, refleks lemah, dan sering membutuhkan bantuan medis untuk menjaga suhu tubuh serta makan.
Bayi prematur berisiko mengalami masalah pernapasan, makan, dan infeksi karena organ belum sepenuhnya matang. Mereka sering membutuhkan perawatan intensif hingga kondisi stabil.
Bayi lahir di minggu 24 punya peluang hidup sekitar 50%, sedangkan di minggu 28 sekitar 80-90%. Setelah minggu 32, peluang hidup meningkat lebih dari 95% dengan perawatan intensif.