Pencegahan Menopause Dini, Lakukan 10 Kiat Berikut

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 15 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Pencegahan menopause dini tidak melulu dilakukan dengan pengawasan dokter kandungan. Kiat ini bahkan bisa dilakukan dengan perubahan pola hidup.

Pencegahan Menopause Dini, Lakukan 10 Kiat Berikut

Menopause adalah berhentinya siklus menstruasi secara permanen, yang normalnya terjadi saat wanita memasuki usia 45-55 tahun. Kondisi ini ditegakkan ketika haid sudah berhenti selama 12 bulan berturut-turut.


Meski umumnya terjadi memasuki usia 50-an, beberapa wanita bisa saja mengalami berhentinya siklus menstruasi lebih awal, yakni sebelum usia 45 tahun, yang dikenal dengan menopause dini. 


Bahayakah Menopause Dini?

Menopause dini bisa dikatakan berbahaya, karena kondisi ini bisa saja menyebabkan masalah pada kesehatan fisik maupun psikologis.


Hormon estrogen merupakan salah satu hormon reproduksi yang dihasilkan oleh ovarium selama seorang wanita mengalami siklus menstruasi. Produksi hormon estrogen akan dihentikan ketika terjadi menopause. Padahal hormon ini sangat penting dalam menjaga kesehatan tulang dan jantung, serta pembuluh darah. 


Jadi, wanita yang mengalami menopause dini akan lebih berisko menderita penyakit jantung dan pembuluh darah, serta pengeroposan tulang (osteoporosis)


Selain itu, wanita yang mengalami menopause dini juga lebih berisiko mengalami kecemasan dan depresi, terkait dengan masalah infertilitas. Namun, kondisi ini sebenarnya bisa dikonsultasikan dengan dokter kebidanan dan kandungan untuk penanganan yang sesuai, termasuk dengan melaksanakan program bayi tabung atau IVF.


Baca juga: Perubahan Fisik dan Metabolik yang Terjadi pada Proses Menua



Cara Mencegah Menopause Dini

Mengingat bahwa menopause dini bisa saja memengaruhi kesehatan penderitanya, tentu saja hal ini memicu para wanita melakukan berbagai upaya pencegahan terjadinya menopause dini.


Meski terjadinya menopause dini seringkali tidak bisa dicegah dengan sepenuhnya, tetapi ada beberapa upaya mencegah menopause dini atau setidaknya menurunkan risiko Anda mengalami kondisi ini, dengan melakukan beberapa hal berikut ini:


1. Olahraga rutin

Gaya hidup sedenter dapat meningkatkan risiko terjadinya menopause dini. Tidak hanya demikian, wanita dengan gaya hidup sedenter biasanya mengalami gejala menopause yang lebih parah.


Jadi, salah satu cara mencegah menopause dini yang tidak kalah penting adalah rutin berolahraga. Aktivitas fisik secara rutin dapat membantu menjaga keseimbangan hormon di dalam tubuh, sehingga bisa membantu mengelola masa transisi menopause. Olahraga rutin setidaknya 30 menit sebanyak 5 hari dalam seminggu dapat membantu mencegah menopause dini.


2. Istirahat cukup

Istirahat cukup adalah salah satu aspek terpenting dalam menjalani pola hidup sehat, terutama tidur minimal 8 jam setiap malam. Cukupilah kebutuhan istirahat Anda untuk menghindari menopause dini.


3. Menghindari minuman beralkohol

Tidak minum minuman beralkohol dapat membantu mengurangi risiko terjadinya menopause dini pada wanita.


Baca juga: Hidup Berkualitas di Masa Menopause


4. Menerapkan pola makan sehat

Terapkan pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan berserat dan sumber antioksidan (seperti buah-buahan serta sayur), serta membatasi konsumsi makanan tinggi lemak atau berminyak maupun yang tinggi kandungan gulanya.


5. Menjaga berat badan ideal

Mempertahankan berat badan ideal adalah salah satu hal penting dalam mencegah menopause dini. Wanita yang terlalu kurus (underweight) maupun terlalu gemuk (overweight) biasanya lebih berisiko mengalami menopause dini. Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk menjaga berat badan yang baik.


6. Menghindari bahan kimia yang dapat mengganggu hormon

Batasi paparan dengan bahan kimia yang dapat mengganggu kerja hormon, termasuk paparan dengan pthalate.


Baca juga: Macam-macam Gangguan Haid atau Menstruasi yang Tidak Boleh Disepelekan


7. Tidak merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya menopause dini. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang merokok dapat mengalami menopause lebih cepat daripada mereka yang tidak merokok. Oleh sebab itu, hindarilah merokok untuk mencegah menopause dini.


8. Konsumsi vitamin dan suplemen

Konsumsi vitamin D dan kalsium, sesuai dengan arahan dokter sebagai upaya mencegah menopause dini dan membantu mengelola masa transisi menopause.


9. Mengoptimalkan masa menyusui

Berdasarkan penelitian, menyusui secara eksklusif dapat membantu mengurangi risiko terjadinya menopause dini. Jadi, optimalkan masa menyusui, setidaknya selama 6 bulan awal kehidupan anak (ASI eksklusif).


10. Terapi hormonal

Terapi hormonal, bagi mereka yang mengalami kegagalan fungsi ovarium (ovarian failure atau ovarian insufficiency)


Pencegahan menopause dini memang pada dasarnya perlu dilakukan sesuai dengan faktor risiko yang dimiliki masing-masing wanita, termasuk riwayat penyakit maupun kondisi medisnya secara umum. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk langkah yang sesuai.


Dengan penanganan dari dokter kandungan yang berpengalaman, didukung dengan fasilitas medis berteknologi terkini, penanganan medis yang kami berikan akan lebih optimal. Jadi, jangan menunggu hingga ada keluhan, periksakan kondisi kesehatan reproduksi Anda, termasuk upaya pencegahan menopause dini, ke RS Pondok Indah, sekarang juga.


Baca juga: Gangguan Kesuburan Primer dan Sekunder, Apa Bedanya?



FAQ


Menopause Dini Apakah Berbahaya?

Menopause dini dapat berbahaya karena meningkatkan risiko penyakit jantung, osteoporosis, dan gangguan kesehatan mental, seperti depresi. Wanita yang mengalami menopause dini juga lebih rentan mengalami penurunan fungsi kognitif dan masalah kesehatan lainnya.


Apa yang Membuat Wanita Cepat Menopause?

Beberapa faktor dapat menyebabkan wanita mengalami menopause dini, antara lain:


  1. Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan menopause dini
  2. Pengobatan medis tertentu: Kemoterapi atau radioterapi dapat merusak ovarium
  3. Kondisi autoimun: Penyakit seperti lupus dapat mempengaruhi fungsi ovarium
  4. Gaya hidup kurang sehat: Merokok dan stres kronis dapat menyebabkan menopause terjadi lebih cepat
  5. Kekurangan nutrisi: Diet tidak seimbang dapat berdampak negatif pada kesehatan hormonal


Apa Saja Gejala Menopause Dini?

Gejala menopause dini meliputi hot flashes, penurunan libido, gangguan tidur, kekeringan vagina, dan perubahan suasana hati. Menopause dini biasanya terjadi sebelum usia 40 tahun dan disebabkan oleh faktor genetik, gangguan hormon, atau kondisi kesehatan tertentu.


Jika mengalami gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Pondok Indah cabang terdekat.


Apakah Wanita Menopause Dini Bisa Disembuhkan?

Wanita yang mengalami menopause dini umumnya tidak dapat disembuhkan, tetapi gejala dan dampaknya dapat dikelola. Contohnya, terapi hormon bisa membantu mengatasi gejala seperti hot flashes dan menjaga kesehatan tulang.


Konsultasikan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk penanganan yang tepat, karena setiap kasus bisa berbeda penangannya, tergantung dari kondisi kesehatan masing-masing wanita.




Referensi:

  1. Liu J, Jin X, et al,. The risk of long-term cardiometabolic disease in women with premature or early menopause: A systematic review and meta-analysis. Frontiers in Cardiovascular Medicine. 2023. (https://www.frontiersin.org/journals/cardiovascular-medicine/articles/10.3389/fcvm.2023.1131251/full). Diakses pada 7 Oktober 2024.
  2. Peycheva D, Sullivan A, et al,. Risk factors for natural menopause before the age of 45: evidence from two British population-based birth cohort studies. BMC Women's Health. 2022 Nov 8;22(1):438. (https://bmcwomenshealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12905-022-02021-4). Diakses pada 7 Oktober 2024.
  3. Ramirez MF, Honigberg M, et al,. Protein biomarkers of early menopause and incident cardiovascular disease. Journal of the American Heart Association. 2023. (https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/JAHA.122.028849). Diakses pada 7 Oktober 2024.
  4. Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Saat Menopause Datang Lebih Awal. (https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240110/1844721/saat-menopause-datang-lebih-awal/). Direvisi terakhir 10 Januari 2024. Diakses pada 7 Oktober 2024.
  5. Office on Women’s Health in the U.S. Department of Health and Human Service. Early or premature menopause. (https://www.womenshealth.gov/menopause/early-or-premature-menopause). Direvisi terakhir 29 Desember 2022. Diakses pada 7 Oktober 2024.
  6. Cleveland Clinic. Premature and Early Menopause. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21138-premature-and-early-menopause). Direvisi terakhir 6 September 2022. Diakses pada 7 Oktober 2024.
  7. Mayo Clinic. Menopause. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/menopause/symptoms-cause