Pengobatan TBC, Ini yang Perlu Diketahui Agar Cepat Sembuh

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 25 Maret 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Pengobatan TBC perlu dilakukan secara rutin dan disiplin, sesuai dengan arahan dokter, agar penyakit ini segera sembuh. Mari, cek info selengkapnya di artikel ini.

Pengobatan TBC, Ini yang Perlu Diketahui Agar Cepat Sembuh

TBC atau tuberkulosis adalah infeksi bakteri yang menyerang paru-paru. Bakteri penyebab kondisi yang juga dikenal dengan istilah flek paru ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sangat menular sehingga membutuhkan pengobatan secara tuntas agar bakteri tidak menyebabkan infeksi, bahkan menular ke orang lain.


Penyakit TBC menimbulkan berbagai gejala, antara lain batuk kronis yang berlangsung lebih dari 2 minggu, nyeri dada, batuk berdahak hingga batuk berdarah, kelelahan, tubuh terasa lemas, hilang nafsu makan, berat badan turun tanpa direncanakan, demam, berkeringat di malam hari, dan tubuh panas dingin.


Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera lakukan pemeriksaan ke Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan serta pengobatan yang tepat.


Fase Pengobatan TBC

Dokter mungkin akan meresepkan obat antibiotik tertentu untuk mengobati TBC. Dokter juga akan meresepkan kombinasi beberapa jenis obat untuk menyembuhkan infeksi bakteri penyebab TBC.


Pengobatan TBC aktif dapat memakan waktu selama 4,6, atau 9 bulan. Sementara pengobatan TBC tidak aktif bisa memakan waktu selama 3,4,6, atau 9 bulan. Tergantung dengan rencana pengobatan yang dokter berikan. Dokter akan memberikan rekomendasi pengobatan yang tepat untuk kondisi spesifik pasien dan tingkat keparahan infeksi.


Ada 2 fase pengobatan TBC, yaitu:


Fase intensif pada 2 bulan pertama

Obat yang diberikan pada fase ini meliputi:


  • Obat rifampisin, untuk membunuh bakteri TBC
  • Obat isoniazid, untuk menghambat pertumbuhan bakteri
  • Obat pirazinamid, untuk membantu menghancurkan bakteri lebih cepat 
  • Obat etambutol, untuk mencegah resistensi bakteri


Fase lanjutan pada 4-6 bulan berikutnya

  • Obat rifampisin tetap diberikan
  • Obat isoniazid tetap diberikan


Pengobatan ini disebut dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang harus dikonsumsi sampai habis sesuai dosis dari dokter. Obat-obatan tersebut tetap harus dikonsumsi hingga bakteri penyebab TB benar-benar mati


Jika pengobatan tidak diselesaikan sesuai dosisnya, bakteri dapat resisten terhadap obat dan menimbulkan multi-drug resistant TB (MDR-TB). Kondisi ini bisa membahayakan karena bakteri akan kebal terhadap obat dan sulit untuk disembuhkan. 


Baca juga: Cari Tahu Penyebab PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), Gejala, dan Cara Mengobatinya



Efek Samping Pengobatan TBC

Kebanyakan penderita TBC tidak akan mengalami efek samping serius selama mengonsumsi obat-obatan TBC. Jika Anda mengalami efek samping serius, konsultasikan kepada dokter. Dengan begitu, dokter dapat menyesuaikan pengobatan dengan mengubah dosis atau mengganti obat yang sudah diresepkan sebelumnya.


Berikut ini adalah beberapa efek samping dari pengobatan TBC, yaitu:


  • Sakit perut
  • Muntah
  • Hilang nafsu makan
  • Diare parah
  • Feses berwarna terang
  • Urine berwarna gelap
  • Kulit atau bagian putih mata berwarna kekuningan
  • Muncul gangguan penglihatan
  • Mudah memar dan berdarah
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
  • Mudah lelah
  • Merasa sedih, bahkan depresi
  • Nyeri sendi
  • Muncul ruam


Bila mengalami beberapa efek samping di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis paru dan pernapasan untuk penanganan yang tepat.


Baca juga: Mengapa Vaksin Pneumonia Penting Bagi Anak dan Orang Dewasa?


Hal Penting yang Harus Diperhatikan Dalam Pengobatan TBC

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama pengobatan TBC, yaitu:


  • Obat dikonsumsi setiap hari meski tubuh terasa sudah sehat
  • Tidak menghentikan konsumsi obat sebelum dinyatakan sembuh oleh dokter
  • Konsumsi makanan bergizi agar daya tahan tubuh semakin kuat 
  • Istirahat yang cukup
  • Rutin berolahraga
  • Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol


Baca juga: Apakah PPOK Menular? Ketahui Jawaban, Penanganan dan Pencegahan PPOK



Kapan TBC akan Sembuh?

Setelah beberapa minggu mengonsumsi obat-obatan TBC, mungkin tubuh Anda kembali terasa berenergi dan tidak lemas lagi. Namun, pada dasarnya bakteri penyebab TBC butuh waktu lama untuk dimusnahkan di dalam tubuh. Jadi untuk bisa sembuh dari penyakit ini pun dibutuhkan waktu yang cukup lama. Selama belum dinyatakan sembuh, Anda harus tetap mengonsumsi yang diresepkan oleh dokter.


Tanda-Tanda TBC akan Sembuh

Jika obat TBC dikonsumsi sesuai resep dokter, penderita TBC pun akan mengalami tanda TBC sembuh berikut ini:


  • Semua gejala berangsur berkurang dan menghilang
  • Nafsu makan pun akan meningkat dan berat badan perlahan bertambah
  • Tubuh lebih bertenaga dan tidak lemas lagi
  • Tes dahak menunjukkan hasil negatif


Meski tanda TBC sembuh sudah terasa, tetap lakukan pemeriksaan rutin ke dokter sampai dokter menyatakan Anda benar-benar sembuh dan bakteri penyebab TBC sudah hilang dari tubuh sehingga penularan penyakit ini pun tidak terjadi lagi.


Itulah pengobatan TBC yang perlu diketahui oleh keluarga sekaligus penderita TBC. Pada dasarnya, tujuan pengobatan TBC adalah untuk menyembuhkan penyakit agar penderita TBC bisa beraktivitas seperti sedia kala.


Selain itu, pengobatan yang diberikan juga bisa mencegah penularan penyakit ke orang lain, mencegah kekambuhan pada penderita yang mungkin pernah mengidap penyakit ini, serta mencegah kematian akibat komplikasi TBC yang tidak ditangani dengan baik.


Oleh sebab itu, segera konsultasikan ke Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan di RS Pondok Indah cabang terdekat jika mengalami gejala TBC.


Baca juga: TBC Tulang, Kenali Penyebab dan Gejalanya



FAQ


Kapan Kuman TB Mati Setelah Pengobatan?

Kuman tuberkulosis (TB) mulai mati setelah menjalani pengobatan secara teratur selama 3-9 bulan. Umumnya, pasien akan merasakan perbaikan kondisi dalam beberapa minggu hingga bulan setelah memulai pengobatan. Namun, untuk memastikan bahwa semua kuman TB mati, pengobatan TB aktif biasanya berlangsung selama 6 hingga 9 bulan.


Bagaimana Anda Tahu Bahwa Pengobatan TBC Berhasil?

Pengobatan TBC berhasil jika gejala pasien membaik, bahkan menghilang, dan hasil tes dahak (sputum test) menunjukkan bahwa bakteri TB sudah tidak terdeteksi. Pemantauan secara rutin oleh dokter spesialis paru dan pernapasan sangatlah penting untuk memastikan tidak ada efek samping serta memastikan pengobatan benar-benar tuntas.


Apa Ciri-Ciri Pengobatan TBC Gagal?

Ciri-ciri pengobatan TB yang gagal adalah tidak membaiknya gejala yang dialami pasien, seperti batuk berdarah, demam tinggi, dan penurunan berat badan meskipun sudah menjalani pengobatan. Selain itu, hal ini juga dapat diindikasikan oleh hasil tes dahak yang tetap positif.


Bagaimana Cara Mempercepat Penyembuhan TBC?

Kepatuhan menjalani pengobatan sesuai dengan rekomendasi dokter adalah kunci untuk mempercepat penyembuhan TB. Selain itu, menjaga pola makan yang sehat dan bergizi, cukup istirahat, serta menghindari stres juga dapat membantu proses penyembuhan.


Terakhir, rutin melakukan kontrol ke dokter spesialis paru dan pernapasan juga penting untuk mendukung proses penyembuhan.




Referensi:

  1. Sazali MF, Rahim SS, et al,. Improving tuberculosis medication adherence: the potential of integrating digital technology and health belief model. Tuberculosis and respiratory diseases. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10073608/). Diakses pada 27 Februari 2025.
  2. Centers for Disease Control and Prevention . Treating Inactive Tuberculosis. (https://www.cdc.gov/tb/treatment/inactive-tuberculosis.html). Direvisi terakhir 31 Januari 2025. Diakses pada 27 Februari 2025.
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Dokter Tata Laksana Tuberkulosis. (https://pulmo-ua.com/wp-content/uploads/2021/11/Kemenkes-TB-2020-Buku-PNPK.pdf). Direvisi terakhir 2021. Diakses pada 27 Februari 2025.
  4. Cleveland Clinic. Sputum Culture. (https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/25174-sputum-culture). Direvisi terakhir 4 September 2023. Diakses pada 27 Februari 2025.
  5. Cleveland Clinic. Tuberculosis. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11301-tuberculosis#symptoms-and-causes). Revisi terakhir 17 Februari 2025. Diakses pada 27 Februari 2025.
  6. Mayo Clinic. Tuberculosis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250). Direvisi terakhir 22 maret 2023. Diakses pada 27 Februari 2025.