Pentingnya Vaksinasi bagi Orang Dewasa

Kamis, 07 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Vaksinasi merupakan salah satu upaya pencegahan penularan penyakit infeksi dengan membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu

Pentingnya Vaksinasi bagi Orang Dewasa

Padahal sebenarnya, tak hanya bayi dan balita saja yang butuh vaksinasi, orang dewasa dan lansia juga membutuhkannya. Mengapa demikian? Vaksin apa saja yang diperlukan? Simak penjelasannya di artikel berikut ini.


Vaksinasi merupakan salah satu upaya pencegahan penularan penyakit infeksi dengan membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu. Vaksinasi juga berperan penting dalam mengeradikasi atau menghilangkan penyakit-penyakit yang zaman dahulu sempat membuat wabah dan mengakibatkan banyak korban jiwa.


Hingga kini, beberapa virus dan bakteri penyebab penyakit tersebut masih memiliki kemungkinan hidup berdampingan dengan kita. Anda masih berisiko terkena penyakit apabila imunitas tubuh Anda tidak diperkuat dengan vaksinasi.


Vaksinasi dilakukan dengan menyuntikkan mikroorganisme virus/bakteri yang telah dilemahkan ke dalam tubuh. Vaksin juga dapat berupa bagian dari mikroorganisme yang telah diolah sedemikan rupa sehingga dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus atau bakteri penyebab penyakit infeksi tertentu.


Ketika seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang sudah terbentuk terkena penyakit, kemungkinan besar gejala yang dialami akan lebih ringan dan tidak parah. Dengan kondisi ini, maka perawatan intensif di rumah sakit juga tidak diperlukan. Selain itu, vaksin juga dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit infeksi.


Alasan Pentingnya Vaksinasi

Saat ini vaksinasi atau imunisasi lebih fokus dilakukan pada bayi dan anak, belum banyak orang dewasa dan lansia yang menyadari pentingnya vaksinasi. Padahal sebenarnya orang dewasa dan lansia masih membutuhkan vaksinasi. Berikut ini beberapa alasan mengapa penting melakukan vaksinasi dewasa:


1. Seiring bertambahnya usia, risiko terinfeksi penyakit menjadi lebih tinggi

Banyak orang dewasa dan lansia mengalami penyakit berat dan membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit karena penyakit menular yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin. Dengan mendapatkan vaksinasi, Anda membantu memproteksi diri, menurunkan risiko terkena penyakit, dan terhindar dari komplikasi yang berat.


2. Perlindungan dari beberapa vaksin sewaktu bayi dan anak dapat hilang atau berkurang seiring waktu

Beberapa jenis vaksinasi mungkin sudah dilakukan sejak Anda bayi, tetapi kekuatan perlindungan vaksin tersebut dapat berkurang bahkan hilang seiring berjalannya waktu. Karenanya, vaksinasi dewasa diperlukan sebagai booster atau penguat proteksi.


Jangan khawatir, tidak ada istilah kondisi “kelebihan dosis vaksin”. Lebih baik vaksinasi ulang daripada tidak lengkap (lupa riwayat vaksin sebelumnya) yang membuat perlindungan menjadi tidak optimal.


3. Anda mungkin berisiko terinfeksi penyakit baru dan berbeda

Vaksinasi dewasa juga dibutuhkan karena Anda mungkin berisiko terhadap penyakit tertentu yang dipengaruhi oleh pekerjaan, gaya hidup, adanya wabah penyakit, atau kondisi kesehatan Anda. Mengingat virus memiliki kemampuan untuk bermutasi dan membentuk penyakit baru, maka penting untuk selalu menjaga imunitas tubuh dari infeksi melalui vaksinasi


4. Vaksinasi tidak hanya melindungi diri, tetapi membantu melindungi orang di sekitar Anda

Beberapa orang di keluarga atau lingkungan sekitar Anda mungkin tidak bisa mendapatkan vaksin tertentu karena usia atau kondisi kesehatan mereka. Dengan melakukan vaksin, Anda secara tidak langsung turut memberikan perlindungan pada orang-orang yang tidak bisa divaksin.


Semakin banyak cakupan vaksin pada suatu lingkungan tertentu, maka dapat terbentuk herd immunity. Herd immunity adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut. Dengan cara ini, penyebaran penyakit tersebut dapat dikendalikan


5. Anda terlalu produktif untuk terkena penyakit

Anda memiliki kehidupan yang sangat produktif. Jadi, jika Anda dapat menjaga diri dari penyakit tertentu, maka Anda akan memiliki lebih banyak waktu untuk keluarga, teman, pekerjaan, dan melakukan kegiatan favorit Anda di waktu luang.


Do’s and Don’t’s Vaksin

Ada baiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter spesialis penyakit dalam terkait keinginan untuk mendapatkan vaksinasi dewasa. Dokter akan memeriksa kondisi kesehatan Anda dan memberikan pertimbangan pemberian vaksinasi.


Sama halnya seperti menyiapkan si kecil untuk vaksin, pastikan Anda dalam keadaan yang sehat dan bugar ketika mendapatkan vaksinasi. Kondisi tubuh yang sehat membuat antibodi bekerja lebih efektif dalam membentuk kekebalan tubuh.


Setelah vaksinasi dilakukan, ada baiknya Anda tidak beraktivitas terlalu berat untuk sementara waktu. Hal ini dilakukan untuk memberi tubuh Anda waktu memulihkan diri dan meminimalkan kemungkinan efek samping atau reaksi yang mungkin terjadi. Istirahat setelah divaksinasi memungkinkan tubuh Anda untuk fokus membangun respons kekebalan yang kuat terhadap penyakit tanpa terganggu aktivitas fisik atau stres mental.


Selain itu jika Anda mengalami reaksi atau efek samping yang tidak diinginkan dari vaksin, beristirahat akan membuat Anda pulih lebih cepat. Karenanya, setelah vaksin, ada baiknya Anda mengonsumsi makanan sehat, minum banyak cairan, dan istirahat cukup untuk mengembalikan kondisi kebugaran Anda.


Beberapa jenis vaksin memiliki Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), mulai dari demam hingga nyeri dan kemerahan di area suntik. Apabila terjadi KIPI dengan gejala ringan, mengonsumsi obat antinyeri seperti jenis parasetamol dapat dilakukan.


Waspadai KIPI dengan gejala berat seperti alergi serius yang mengancam jiwa seperti sesak napas, pembengkakan wajah, tekanan darah rendah, detak jantung tidak teratur, nyeri perut, mual atau penurunan kesadaran. Apabila terjadi kegawatan, jangan tunda untuk mengunjungi unit Emergency rumah sakit agar mendapatkan penanganan yang tepat.


Jenis Vaksinasi Dewasa

Vaksinasi dewasa diberikan berdasarkan kelompok usia, pertimbangan pekerjaan, gaya hidup, dan rencana bepergian ke daerah endemis. Saat ini pedoman imunisasi dewasa yang digunakan sesuai Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa Persatuan Dokter Penyakit Dalam Seluruh Indonesia (PAPDI) tahun 2021 (file terlampir).


Berikut ini beberapa jenis vaksin yang diperlukan oleh orang dewasa:


1. Influenza

Influenza adalah penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan atas akibat virus influenza tipe A dan tipe B. Meskipun penyakit ini umum dialami oleh setiap orang karena penularannya yang mudah, tetapi virus influenza cukup sering bereplikasi dan bermutasi, karenanya vaksinasi influenza perlu dilakukan satu kali setiap tahun.


Risiko terkena flu dapat berkurang sekitar setengahnya setelah Anda mendapatkan vaksin influenza.


Jika Anda masih terserang flu setelah mendapatkan vaksin, kemungkinan berkembangnya gejala yang berat akan semakin kecil dan flu dapat sembuh dalam waktu singkat. Ibu hamil juga direkomendasikan mendapat vaksinasi ini.


2. Tetanus, Difteri, dan Pertusis (Tdap/TD)

Vaksin ini melindungi Anda dari infeksi Tetanus, Difteri, dan Pertusis (batuk rejan) yang dapat menyebabkan penyakit serius sampai kematian. Vaksin Tdap penting untuk wanita hamil karena dapat membantu mengurangi risiko terjadinya Tetanus Neonatorum pada bayi baru lahir. Vaksinasi Tdap diberikan satu dosis setiap 10 tahun atau setiap kehamilan.


3. Varisela (Cacar Air)

Penyakit menular ini disebabkan oleh virus Varisela zoster. Sebelum melakukan vaksin cacar air, pastikan Anda belum pernah mengidap cacar air dan tidak mengidap penyakit tertentu, seperti kanker atau HIV.


Orang dewasa yang belum pernah mendapat vaksinasi varisela dan belum pernah terinfeksi cacar air, diberikan vaksinasi varisela sebanyak dua kali dengan jarak minimal 28 hari.


4. Measles, Mumps, Rubella (MMR)

Measles (campak), mumps (gondongan), dan rubella (campak jerman) adalah infeksi virus yang memiliki dampak berbahaya seperti radang otak (encephalitis). Vaksinasi ini penting dilakukan terutama bagi kaum wanita yang memiliki rencana untuk hamil.


Sebaiknya lakukan vaksinasi MMR sebelum program hamil berjalan untuk mencegah infeksi rubella tertular pada janin. Janin yang tertular infeksi ini dapat berisiko mengalami still birth (kematian janin), lahir prematur, atau tuli.


Ingat, lakukan vaksinasi ini sebelum hamil, apabila Anda sedang hamil, tidak disarankan untuk melakukan vaksinasi ini hingga masa hamil selesai. Vaksinasi MMR diberikan sebanyak dua kali dengan jarak minimal 28 hari 


5. Pneumokokus

Infeksi bakteri pneumokokus dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, infeksi darah, dan kematian. Orang dewasa dengan kekebalan tubuh yang rendah, penderita asma, dan perokok adalah kategori yang memiliki risiko tinggi terinfeksi pneumonia hingga mengalami gejala berat seperti meningitis, sepsis, dan bakteremia. Saat ini terdapat 2 tipe vaksin pneumonia yaitu:


  • Vaksin Pneumokokal Konjugat (PCV13) mencegah radang paru-paru akut yang disebabkan oleh 13 jenis bakteri pneumokokus. Pada dewasa, vaksin PCV13 diberikan 1 kali untuk seumur hidup.


  • Vaksin Pneumokokal Polsakarida (PPSV23) mencegah radang paru-paru akut yang disebabkan oleh 23 jenis bakteri Pneumokokus. Vaksinasi PPSV23 dapat diberikan mulai usia 19 tahun. Jika Anda mendapatkan vaksinasi PPSV 23 terlebih dahulu, vaksin PCV 13 dapat diberikan minimal 1 tahun setelah vaksin PPSV 23


6. Meningitis 

Meningitis adalah penyakit peradangan pada selaput otak akibat bakteri Meningococcal. Pada negara di sekitar African Meningitis Belt (Gambia, Senegal, Guinea-Bissau, dan Guinea, Mali, Burkina Faso, Ghana, Niger, Nigeria, Kamerun, Chad, Republik Afrika Tengah, Sudan, Sudan Selatan, Uganda, Kenya, Etiopia, hingga Eritrea) memiliki kasus meningitis yang tinggi.


Para pelaku perjalanan yang melewati rute ini, memiliki risiko tinggi terinfeksi bakteri. Vaksin meningitis juga dapat diberikan pada kondisi khusus lainnya, seperti perjalanan umrah dan ibadah haji. Vaksin meningitis cukup diberikan satu dosis. Untuk keperluan keberangkatan umrah dan ibadah haji, vaksin meningitis wajib disertakan di International Certificate of Vaccination (ICV) 


7. Hepatitis A dan Hepatitis B

Penyakit Hepatitis A dan Hepatitis B dapat menyebabkan kerusakan organ hati hingga sirosis dan kanker, karenanya penting untuk melakukan vaksinasi ini. Vaksinasi Hepatitis A diberikan dua kali dengan jarak minimal 6 bulan.


Sedangkan vaksin Hepatitis B dapat diberikan pada orang yang aktif secara seksual, tenaga kesehatan, orang dengan kekebalan tubuh yang rendah, orang yang terinfeksi HIV. Vaksin Hepatitis B diberikan tiga kali dengan jarak 0, 1, dan 6 bulan 


8. Tifoid

Demam tifoid/tipes menduduki urutan kelima penyakit paling menular di Indonesia. Kurangnya menjaga higienitas menjadi faktor pendukung penularan demam tifoid. Vaksinasi tifoid diberikan satu dosis rutin setiap tiga tahun. Untuk perlindungan penyakit yang lebih optimal, penting untuk selalu menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat


Vaksinasi tidak hanya berperan penting dalam mencegah penularan penyakit pada anak, tetapi juga orang dewasa dan lansia. Pastikan Anda melengkapi vaksinasi dewasa sesuai jadwal dan jangan lupa berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter spesialis penyakit dalam untuk memastikan kondisi tubuh siap divaksin.