Waspada Penyakit Paget, Bisa Menyebabkan Kanker Tulang

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 30 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Penyakit paget adalah suatu kondisi yang bisa menyebabkan penderitanya sering patah tulang. Meski jarang, kondisi ini bahkan bisa berkembang menjadi kanker tulang.

Waspada Penyakit Paget, Bisa Menyebabkan Kanker Tulang

Hampir semua sel-sel tubuh mengalami regenerasi, tak terkecuali sel tulang. Tujuan regenerasi sel-sel tubuh adalah untuk menggantikan sel yang sudah lama atau rusak dengan sel yang baru dan sehat, secara bertahap. 


Ketika proses regenerasi sel menjadi jaringan tulang baru terlalu cepat, tulang baru yang terbentuk akan lebih rapuh dan berbentuk tidak normal. Kondisi ini dikenal dengan penyakit Paget atau Paget’s disease.


Apa itu Penyakit Paget?

Penyakit paget (Paget's disease) adalah gangguan pada proses pertumbuhan atau pergantian tulang yang terlalu cepat. Akibatnya, tulang baru menjadi tidak padat, berbentuk tidak normal, dan mudah patah. Kelainan akibat kondisi yang juga dikenal sebagai osteitis deformans ini paling banyak terjadi pada tulang tengkorak, tulang belakang, tulang panggul, atau tulang kaki.


Baca juga: Patah Tulang, Ketahui Pengobatannya untuk Proses Pemulihan yang Optimal



Gejala Penyakit Paget

Kebanyakan orang yang menderita penyakit Paget tidak mengeluhkan adanya gejala apa pun. Namun, pada beberapa kasus yang bergejala, pasien akan mengeluhkan nyeri tulang sebagai gejala utamanya. Selain itu, beberapa gejala penyakit Paget yang biasa dikeluhkan adalah sebagai berikut ini:


  • Nyeri pada tulang, terutama yang dirasakan pada tulang tengkorak, tulang selangka, tulang lengan atas, tulang belakang, tulang paha, maupun tulang panggul
  • Sering mengalami patah tulang karena tulang yang lebih rapuh
  • Nyeri tajam yang menjalar ke bagian tubuh lain, kesemutan hingga kebas (mati rasa), akibat pembesaran tulang yang kemudian menjepit saraf di sekitarnya
  • Sakit kepala 
  • Radang sendi atau sendi kaku yang dirasakan pada pinggul maupun lutut
  • Gangguan pendengaran, kebanyakan hanya pada salah satu telinga saja
  • Gaya berjalan yang tidak normal, yang terlihat sebagai jalan terpincang-pincang 
  • Gangguan keseimbangan
  • Kaki bengkok
  • Kaki berbentuk O, terutama pada anak-anak


Baca juga: Mengenal Cedera Engkel, Penyebab Serta Cara Menanganinya


Penyebab Penyakit Paget

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab penyakit Paget. Namun, kondisi ini dipercaya terjadi akibat kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan. Paget’s disease lebih sering dialami oleh orang dengan riwayat keluarga serupa. Selain itu, riwayat infeksi virus juga dipercaya turut memicu terjadinya penyakit Paget. 


Meski demikian, kasus penyakit Paget makin berkurang hingga saat ini. Bila ditemukan pun, gejalanya tidak separah pada awal ditemukannya kondisi kelainan regenerasi tulang ini.


Baca juga: Mengenal Apa Itu Flu Tulang, Penyebab dan Cara Mengatasinya


Faktor Risiko Penyakit Paget

Meski penyebab pastinya belum diketahui. Ada beberapa faktor berikut bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit Paget. Beberapa faktor risiko penyakit Paget, meliputi:


  • Berusia lebih dari 50 tahun
  • Memiliki riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit Paget
  • Berjenis kelamin pria
  • Merupakan keturunan Inggris, Skotlandia, atau Eropa Tengah


Apabila Anda memiliki faktor risiko penyakit Paget, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin sebagai upaya pencegahannya.


Baca juga: Jenis-jenis Olahraga yang Merangsang Pertumbuhan Tulang Anak


Diagnosis Penyakit Paget

Pemeriksaan diawali dengan proses anamnesis untuk mengetahui faktor risiko, kapan gejala muncul dan keparahannya, serta dampak keluhan yang dirasakan terhadap aktivitas sehari-hari. 


Setelah itu, dokter spesialis ortopedi akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik pada bagian tubuh yang mengalami keluhan. Barulah kemudian diagnosis penyakit Paget dipastikan dengan mengajukan rangkaian pemeriksaan penunjang berikut ini:


  • Foto Rontgen, untuk melihat area kerusakan atau kelainan bentuk tulang
  • Pemindaian tulang dengan menggunakan CT-Scan atau bone scan, untuk melihat luasnya area tulang yang terkena Paget’s disease secara menyeluruh 
  • Tes darah, untuk mengukur kadar alkali fosfatase yang biasanya tinggi pada penderita penyakit Paget
  • Biopsi tulang, untuk memastikan bahwa pasien menderita penyakit Paget melalui pemeriksaan sampel sel tulang


Baca juga: Skoliosis, Salah Satu Kelainan Struktur Tulang Belakang



Penanganan Penyakit Paget

Pengobatan penyakit Paget tidak selalu dilakukan, kecuali pasien mengalami gejala atau tes kadar alkali fosfatase menunjukkan hasil yang tidak normal.


Dokter spesialis ortopedi akan mengobati pasien yang mengalami Paget’s disease dengan beberapa metode berikut ini:


1. Peresepan obat-obatan

Dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk menangani penyakit Paget dan mengatasi gejalanya.


  • Bisfosfonat, untuk menghambat regenerasi jaringan tulang, sehingga perburukan penyakit Paget bisa diperlambat
  • Calcitonin, untuk mengatasi kadar kalsium yang tidak normal dan memaksimalkan metabolisme tulang, yang diberikan pada pasien yang tidak cocok dengan pengobatan menggunakan bifosfonat
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs), seperti ibuprofen atau diclofenac, untuk meredakan nyeri tulang maupun nyeri kepala sebagai gejala penyakit Paget


2. Operasi

Operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki patah tulang atau posisi tulang, maupun meredakan keluhan pada tubuh yang terkena dampaknya, seperti mengurangi tekanan pada saraf, atau mengganti sendi yang rusak. Beberapa prosedur operasi yang dapat dilakukan untuk menangani penyakit Paget, antara lain: 


  • Fiksasi internal, untuk memperbaiki tulang yang patah dengan pemasangan sekrup, pin, atau pelat logam
  • Pemotongan bagian tulang yang mengalami perubahan bentuk
  • Operasi penggantian sendi yang rusak dengan sendi tiruan (prosthesis) untuk menjalankan fungsinya dengan maksimal


3. Fisioterapi

Fisioterapi juga bisa dilakukan untuk kasus penyakit Paget yang ringan, tanpa adanya komplikasi pada tulang, dengan tujuan untuk memperkuat otot dan mengurangi kekakuan pada sendi.


Sedangkan setelah operasi, fisioterapi juga bisa disarankan oleh dokter tulang untuk mempercepat pemulihan dan mempertahankan fungsi tulang yang terdampak.


4. Perubahan pola makan

Perubahan pola makan dapat menjadi salah satu upaya penanganan penyakit Paget. Penderita penyakit Paget biasanya disarankan untuk meningkatkan asupan makanan yang kandungan vitamin D dan kalsiumnya tinggi, seperti telur, susu, dan ikan salmon.


Baca juga: Skoliosis pada Remaja, Perlukah Dikhawatirkan?


Komplikasi Penyakit Paget

Komplikasi penyakit Paget termasuk jarang, karena perburukan kondisi ini sangat lambat. Namun, penanganan yang tepat menjadi upaya penting pencegahan terjadinya komplikasi.


Beberapa komplikasi penyakit Paget yang mungkin terjadi, adalah seperti berikut ini:


  • Kelainan bentuk tulang
  • Patah tulang  
  • Saraf kejepit
  • Hiperkalsemia
  • Osteoarthritis
  • Batu ginjal
  • Gigi tanggal
  • Buta
  • Gagal jantung
  • Kanker tulang


Baca juga: Nyeri Punggung, Si Pengganggu Aktivitas


Pencegahan Penyakit Paget

Mengingat penyebabnya belum diketahui dengan pasti, pencegahan penyakit Paget pun tidak bisa dilakukan dengan optimal. Namun, jika Anda menderita penyakit Paget, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah atau memperlambat terjadinya komplikasi, yaitu dengan:


  • Menggunakan tongkat saat berjalan untuk mengurangi risiko jatuh
  • Memastikan kebutuhan kalsium dan vitamin D harian terpenuhi, agar kesehatan tulang terjaga
  • Berolahraga secara teratur, sesuai dengan arahan dokter spesialis kedokteran olahraga, untuk mengetahui jenis, durasi, dan intensitas olahraga yang sesuai dengan kondisi Anda
  • Memastikan keamanan di rumah dengan memasang pegangan tangan (handrail) di dinding maupun tangga, serta alas antiselip di kamar mandi agar lantai tidak licin dan membuat jatuh


Selain itu, bagi Anda yang tidak mengalami keluhan apa pun, jagalah kesehatan tulang Anda dengan menjaga berat badan ideal, berolahraga secara teratur, serta memastikan asupan vitamin D dan kalsium telah terpenuhi. 


Untuk memastikan apakah Anda mengalami Paget’s disease atau tidak, sebaiknya periksakanlah kondisi ke dokter spesialis ortopedi, ketika mengalami keluhan yang menyerupai gejala kelainan regenerasi tulang ini. 


Berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi di RS Pondok Indah cabang terdekat merupakan pilihan terbaik. Sebab dokter spesialis berpengalaman kami akan memberikan penanganan secara komprehensif dengan didukung fasilitas medis yang mengadopsi teknologi terkini.



FAQ


Apakah Penyakit Paget Mirip dengan Osteoporosis?

Meskipun sama-sama memengaruhi tulang, penyakit Paget tidak sama ataupun mirip dengan osteoporosis. Penderita penyakit Paget mengalami proses pembentukan tulang terjadi terlalu cepat, menyebabkan tulang menjadi tebal tetapi tidak padat, bertumbuh abnormal, dan mudah patah. Sedangkan penderita osteoporosis mengalami penurunan massa dan kualitas jaringan tulang, menyebabkan tulang mereka menjadi rapuh dan mudah patah.


Bagaimana Membedakan Antara Osteomalasia dan Penyakit Paget?

Anda bisa membedakan osteomalasia dan penyakit Paget dari penyebab dan dampaknya. Osteomalasia adalah kondisi pelemahan tulang akibat kekurangan vitamin D, menyebabkan nyeri tulang dan kelemahan otot. Penyakit Paget, sebaliknya, melibatkan gangguan dalam proses pembentukan dan pertumbuhan tulang, yang membuat tulang menjadi tebal tetapi rapuh.


Keduanya mempengaruhi tulang, namun osteomalasia terkait dengan kekurangan mineral, sedangkan Penyakit Paget lebih merupakan kelainan metabolisme tulang. Untuk memeroleh diagnosis yang akurat, Anda memerlukan tes laboratorium dan pencitraan serta konsultasi dengan dokter spesialis bedah tulang.


Bisakah Anda Berumur Panjang dengan Penyakit Paget?

Penderita penyakit Paget dapat hidup panjang dengan penanganan yang tepat. Pengobatan dini, seperti dengan obat-obatan dan fisioterapi dapat memperlambat perkembangan penyakit dan mengurangi gejala yang dialami.


Konsultasikanlah kondisi dengan dokter spesialis bedah tulang secara rutin supaya Anda bisa memeroleh penanganan yang baik.


Apakah Olahraga Baik untuk Penyakit Paget?

Olahraga ringan dapat membantu penderita penyakit Paget meningkatkan kesehatan tulang. Namun, jenis olahraga yang dipilih harus disesuaikan dan dikonsultasikan dengan dokter agar aman dan sesuai kondisi. Olahraga yang ringan, seperti berjalan atau berenang, biasanya disarankan untuk mengurangi risiko cedera pada penderita Paget.


Apakah Penyakit Paget Memengaruhi Otak?

Penyakit Paget tidak secara langsung memengaruhi otak. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, jika tulang tengkorak terdampak penyakit Paget, maka deformitas tulang tengkorak dapat menyebabkan komplikasi seperti tekanan berlebih pada saraf otak.



Referensi:

  1. Tenshin H, Delgado-Calle J, et al,. Osteocytes and Paget’s Disease of Bone. Current Osteoporosis Reports. 2024. (https://link.springer.com/article/10.1007/s11914-024-00863-5). Diakses pada 22 Oktober 2024.
  2. Arif M, Makaram NS, et al,. Outcomes following total hip and knee arthroplasty in patients who have Paget's disease of bone: a systematic review. The Journal of Arthroplasty. 2023. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0883540323000037). Diakses pada 22 Oktober 2024.
  3. Gendron E, Bouchard F, et al,. Decline in clinical severity of Paget's disease of bone: Comparison between a contemporary cohort and a historical cohort. Bone. 2023. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S8756328223000546). Diakses pada 22 Oktober 2024.
  4. Michou L, Gamache P, et al,. Prevalence and incidence of Paget's disease of bone: Temporal trend over 20 years in the province of Quebec, Canada. Bone. 2023. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S8756328223002284). Diakses pada 22 Oktober 2024.
  5. Varela D, Varela T, et al,. Regulation of human ZNF687, a gene associated with Paget's disease of bone. The International Journal of Biochemistry & Cell Biology. 2023. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1357272522001777). Diakses pada 22 Oktober 2024.
  6. American College of Rheumatology. Paget's Disease of Bone. (https://rheumatology.org/patients/pagets-disease-of-bone). Direvisi terakhir Februari 2023. Diakses pada 22 Oktober 2024.
  7. OrthoBullets. Paget's Disease. (https://www.orthobullets.com/pathology/8040/pagets-disease). Direvisi terakhir 24 Desember 2023. Diakses pada 22 Oktober 2024.
  8. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Spinal Paget’s Disease. (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1219/spinal-pagets-disease). Direvisi terakhir 9 Agustus 2023. Diakses pada 22 Oktober 2024.
  9. Cleveland Clinic. Paget's Disease of the Bone (Osteitis Deformans). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21929-pagets-disease-of-the-bone). Direvisi terakhir 12 Oktober 2021. Diakses pada 22 Oktober 2024.
  10. Mayo Clinic. Paget's disease of bone. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pagets-disease-of-bone/symptoms-causes/syc-20350811). Direvisi terakhir 11 Januari 2023. Diakses pada 22 Oktober 2024.