Pahami Penyebab Retinopati Diabetik, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 19 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Retinopati diabetik adalah gangguan mata yang disebabkan oleh komplikasi diabetes melitus. Penanganan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk mencegah kebutaan.

Pahami Penyebab Retinopati Diabetik, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Diabetes adalah penyakit yang terjadi ketika gula darah di dalam tubuh terlampau tinggi. Penyakit ini bisa menimbulkan banyak komplikasi jika tidak dikontrol dengan baik, salah satunya adalah retinopati diabetik.


Komplikasi ini bisa terjadi karena tingginya kadar gula darah secara terus-menerus akan merusak pembuluh darah, khususnya di mata yang ukurannya lebih kecil dan lebih rapuh. Akibat kerusakan ini akan menyebabkan gangguan tajam penglihatan, atau penglihatan buram, bahkan kebutaan, jika tidak ditangani dengan tepat.


Apa itu Retinopati Diabetik?

Retinopati diabetik adalah komplikasi dari penyakit diabetes yang menyebabkan gangguan pada mata. Kondisi ini bisa mengganggu fungsi penglihatan yang mungkin tidak menunjukkan gejala apapun pada awal perjalanan penyakitnya. Namun, jika kadar gula darah tidak segera dikontrol, komplikasi ini bisa menyebabkan kebutaan.


Ada dua jenis retinopati diabetik, yakni nonproliferative diabetic retinopathy (NPDR) yang merupakan stadium awal dari penyakit ini, di mana pembuluh darah mulai mengalami kerusakan. Sebagai kompensasi dari kerusakan ini, akan terbentuk pembuluh darah baru di retina, yang dikenal sebagai proliferative diabetic retinopathy (PDR).


Baca juga: Mengenal 4 Jenis Komplikasi Diabetes pada Mata, Waspadalah!



Penyebab Retinopati Diabetik

Retinopati diabetik terjadi ketika pembuluh darah ke retina mengalami kerusakan akibat lonjakan gula darah di dalam tubuh. Pembuluh darah di retina tidak hanya rusak, tetapi bisa tersumbat, membengkak, maupun bocor, sehingga aliran darah di area tersebut terhenti. 


Hal ini menyebabkan fungsi penglihatan menurun, bahkan tidak bisa berfungsi lagi alias terjadi kebutaan.


Baca juga: Pilihan Makanan untuk Penderita Diabetes yang Aman dan Sehat


Faktor Risiko Retinopati Diabetik

Semua penderita diabetes berisiko mengalami retinopati diabetik. Namun, ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan terjadinya komplikasi ini, yaitu:


  • Sudah mengalami penyakit diabetes dalam waktu yang lama
  • Kadar gula darah tidak terkontrol 
  • Memiliki kadar kolesterol tinggi
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Sedang hamil
  • Mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi


Baca juga: Apakah Diabetes Bisa Sembuh? Ketahui Kemungkinan Sembuhnya


Gejala Retinopati Diabetik

Anda mungkin tidak merasakan gejala retinopati diabetik pada tahap awal terjadinya komplikasi ini. Namun, seiring dengan perkembangan penyakit, retinopati diabetik dapat menyebabkan beberapa gejala berikut ini:


  • Penglihatan menurun secara bertahap
  • Ada bercak hitam pada penglihatan
  • Terdapat noda yang melayang atau floaters pada penglihatan 
  • Penglihatan jadi berbayang
  • Mata merah
  • Sakit mata 
  • Sulit melihat di malam hari


Jika tidak segera ditangani, retinopati diabetik dapat menyebabkan kebutaan. Oleh sebab itu, bila Anda menderita diabetes dan mulai mengalami gejala ringan, seperti penglihatan kabur, segera periksakan diri ke dokter spesialis mata untuk menerima penanganan yang tepat.


Baca juga: Sindrom Mata Kering: Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya



Kapan Harus ke Dokter?

Di awal tahap terjadinya retinopati diabetik, mungkin Anda merasa baik-baik saja dan tidak ada gangguan penglihatan.


Namun, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis mata di RS Pondok Indah cabang terdekat jika mengalami penurunan tajam penglihatan, penglihatan buram, atau melihat bercak hitam di penglihatan Anda.


Baca juga: Daftar Makanan untuk Gula Darah Tinggi yang Sehat dan Enak


Diagnosis Retinopati Diabetik

Saat melakukan konsultasi, dokter spesialis mata akan melakukan sesi tanya jawab terkait riwayat kesehatan Anda. Proses lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, yang didahulu dengan pemberian obat tetes mata untuk melebarkan pupil sehingga retina mata bisa terlihat dengan lebih jelas. 


Obat tetes mata akan menyebabkan pandangan jarak dekat terasa kabur dalam beberapa jam. Namun, Anda tidak perlu khawatir, karena kondisi ini hanya sementara dan penglihatan akan kembali seperti semula saat efek obat sudah habis.


Dokter akan melanjutkan dengan beberapa pemeriksaan penunjang sebagai berikut ini:


  • Tes ketajaman penglihatan, untuk mengukur kemampuan penglihatan dari jarak yang ideal
  • Tes tonometri, untuk memeriksa tekanan di dalam mata (tekanan intraokular atau TIO), menggunakan alat yang disebut tonometer
  • Tes oftalmoskopi, untuk melihat retina menggunakan kaca pembesar khusus yang disebut oftalmoskop.
  • Tes angiografi fluoresen, untuk melihat adanya sumbatan atau kebocoran pada pembuluh darah di mata.
  • Tes optical coherence tomography (OCT), untuk melihat jelas kerusakan pada retina, khususnya ketebalan retina.


Melalui serangkaian pemeriksaan tersebut, dokter bisa menentukan keparahan retinopati diabetik dan memberikan pengobatan yang tepat. 


Baca juga: Katarak: Berbahayakah dan Bagaimana Penanganannya?


Pengobatan Retinopati Diabetik

Setelah melakukan pemeriksaan, dokter spesialis mata akan mengetahui bagian mata mana saja yang mengalami kerusakan sehingga dokter bisa memberikan pengobatan yang sesuai. Namun, pengobatan yang akan dokter berikan sangat tergantung dengan jenis retinopati diabetik yang Anda alami dan tingkat keparahan kondisi ini. 


Tujuan pengobatan retinopati diabetik adalah untuk memperlambat atau menghentikan perkembangan kondisi ini.


Retinopati diabetik yang ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, dokter akan menganjurkan Anda untuk bisa mengontrol kadar gula darah dan menjaga kesehatan mata. Dokter juga menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan mata secara berkala.


Untuk kasus retinopati diabetik tahap lanjut yang cukup parah, dokter akan menganjurkan sejumlah pengobatan berikut ini:


  • Menyuntikan obat ke dalam mata untuk menghentikan pertumbuhan pembuluh darah baru serta mengurangi penumpukan cairan.
  • Fotokoagulasi untuk menghentikan atau memperlambat kebocoran darah dan cairan di mata. 
  • Vitrektomi untuk mengeluarkan darah di bagian tengah mata (vitreous) serta jaringan parut yang menarik retina.


Meskipun pengobatan dapat memperlambat atau menghentikan perburukan retinopati diabetik, bukan berarti pengobatan yang dilakukan bisa menyembuhkan. 


Sebab, penyakit diabetes adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, demikian pula dengan komplikasinya, termasuk retinopati diabetik. Oleh sebab itu, Anda sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin, sekaligus melakukan kontrol kesehatan mata secara rutin.


Baca juga: Agar Pandangan Selalu Prima


Komplikasi Retinopati Diabetik

Retinopati diabetik yang tidak diatasi dengan cepat bisa menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah abnormal di retina. Kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi sebagai berikut ini:


  • Perdarahan vitreus yang bisa menimbulkan adanya floaters pada penglihatan bahkan kebutaan
  • Ablasi retina, yakni terlepasnya retina dari belakang mata
  • Glaukoma, yakni terjadinya tekanan pada bola mata yang bisa merusak saraf optik
  • Kebutaan


Jadi, jangan tunda melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis mata di RS Pondok Indah cabang terdekat jika mengalami penurunan fungsi mata dan Anda menderita diabetes. Semakin cepat dokter menegakkan diagnosa, maka semakin cepat pula Anda mendapatkan pengobatan yang tepat.


Baca juga: 13 Tips Penanganan Sindrom Mata Kering


Pencegahan Retinopati Diabetik

Meski membahayakan kesehatan, retinopati diabetik bisa dicegah. Caranya adalah dengan mengontrol penyakit diabetes yang Anda alami. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk mengontrol tekanan darah juga kadar kolesterol.


Berikut ini adalah beberapa tips untuk mengendalikan kadar gula darah bagi penderita diabetes:


  • Konsumsi makanan bergizi dan hindari makanan tinggi gula, tinggi lemak tak sehat, dan makanan olahan
  • Rutin berolahraga, setidaknya 30 menit setiap hari
  • Minum obat diabetes oral atau insulin sesuai resep dari dokter
  • Pertahankan berat badan ideal
  • Berhenti merokok dan hindari asap rokok
  • Lakukan pemeriksaan mata secara rutin, setidaknya 1 tahun sekali


Retinopati diabetik bisa dicegah dan diobati asalkan dideteksi dan ditangani sedini mungkin. Oleh sebab itu, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke Dokter Spesialis Mata di RS Pondok Indah cabang terdekat ketika mengalami gangguan penglihatan dan telah terdiagnosa mengalami diabetes.


Baca juga: Cerdas Pantau Diabetes



FAQ


Apakah Retinopati Diabetik Bisa Sembuh Sendiri?

Sayangnya, retinopati diabetik tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Kondisi ini membutuhkan penanganan medis yang tepat agar tidak bertambah parah. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa bertambah parah dan menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan.


Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi penderita retinopati diabetik untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis mata.


Bagaimana Cara Agar Retinopati Diabetik Tidak Bertambah Parah?

Agar retinopati diabetik tidak semakin parah, Anda harus menjaga kadar gula darah tetap stabil dan rutin memeriksakan mata ke dokter spesialis mata. Penyakit ini memang tidak dapat sembuh sepenuhnya, tetapi penanganan yang tepat dapat memperlambat perkembangan kondisi ini dan menurunkan risiko kehilangan penglihatan.


Apakah Retinopati Diabetik Bisa Diobati dengan Obat Tetes Mata?

Penggunaan obat tetes mata saja biasanya tidak efektif untuk mengobati retinopati diabetik. Sebab masalah yang terjadi adalah di pembuluh darah retina, bukan permukaan mata. Pengobatan untuk kondisi ini biasanya melibatkan terapi sinar laser, suntikan ke dalam bola mata, atau operasi, tergantung tingkat keparahan.


Seberapa Efektifkah Suntikan Mata untuk Retinopati Diabetik?

Suntikan mata, terutama dengan obat anti-VEGF atau steroid, cukup efektif untuk menangani retinopati diabetik. Suntikan obat dapat mengurangi pembengkakan di retina dan menghentikan pertumbuhan pembuluh darah abnormal. Namun, hasilnya bervariasi tergantung kondisi masing-masing pasien dan mungkin memerlukan beberapa kali suntikan untuk hasil maksimal.


Bisakah Retinopati Diabetik Menyebabkan Sakit Kepala?

Retinopati diabetik biasanya tidak langsung menyebabkan sakit kepala. Namun, jika retinopati ini menyebabkan gangguan penglihatan yang serius, maka penderita mungkin mengalami mata lelah serta sakit kepala.



Referensi:

  1. Mounirou BA, Adam ND, et al,. Diabetic retinopathy: an overview of treatments. Indian Journal of Endocrinology and Metabolism. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9302419/). Diakses pada 11 November 2024.
  2. American Academy of Opthalmology. Diabetic Retinopathy: Causes, Symptoms, Treatment. (https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-diabetic-retinopathy). Direvisi terakhir 11 Oktober 2024. Diakses pada 11 November 2024.
  3. Cleveland Clinic. Diabetes. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/7104-diabetes). Direvisi terakhir 17 Februari 2023. Diakses pada 11 November 2024.
  4. Cleveland Clinic. Optical Coherence Tomography (OCT. (https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/optical-coherence-tomography-oct). Direvisi terakhir 24 September 2024. Diakses pada 11 November 2024.
  5. Mayo Clinic. Diabetic retinopathy. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetic-retinopathy/symptoms-causes/syc-20371611). Direvisi terakhir 21 Februari 2023. Diakses pada 11 November 2024.