Tiga rumah sakit di bawah naungan RS Pondok Indah Group, yakni RS Pondok Indah - Pondok Indah, RS Pondok Indah - Puri Indah, dan RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang berhasil meraih validasi Healthcare Information and Management Systems Society (HIMSS) Electronic Medical Record Adoption Model (EMRAM) Tingkat 6, pada 1 April 2022 lalu
Tiga rumah sakit di bawah naungan RS Pondok Indah Group, yakni RS Pondok Indah – Pondok Indah, RS Pondok Indah – Puri Indah, dan RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang berhasil meraih validasi Healthcare Information and Management Systems Society (HIMSS) Electronic Medical Record Adoption Model (EMRAM) Tingkat 6, pada 1 April 2022 lalu.
Capaian ini menguatkan komitmen RS Pondok Indah Group untuk menghadirkan layanan kesehatan terbaik yang mengutamakan mutu, keselamatan, dan kenyamanan pasien, dengan terus bertransformasi secara digital dengan berbagai upaya optimisasi, efisiensi, dan integrasi yang berkesinambungan.
Hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong digitalisasi industri kesehatan menuju Strategi Transformasi Kesehatan Digital 2024.
Hingga saat ini, hanya 3 rumah sakit di bawah naungan RS Pondok Indah Group yang berhasil meraih validasi HIMSS EMRAM di Indonesia. Di Asia Tenggara, secara keseluruhan ada 7 rumah sakit yang saat ini aktif tervalidasi HIMSS EMRAM Tingkat 6 dan Tingkat 7.
Selain RS Pondok Indah Group, dua rumah sakit lain berlokasi di Singapura, dan dua lainnya di Thailand. Secara global, lebih dari 300 organisasi telah meraih Tingkat 6, dan lebih dari 200 organisasi meraih Tingkat 7.
EMRAM adalah sistem yang mengukur kematangan digital (digital maturity) rumah sakit di seluruh dunia dengan, Tingkat 0 sebagai tahap terendah dan Tingkat 7 sebagai tahap tertinggi. Pencapaian EMRAM Tingkat 6 mencerminkan bahwa RS Pondok Indah Group sudah menerapkan pencatatan data pasien yang paperless dan memanfaatkan sistem informasi teknologi pintar untuk meningkatkan kualitas, keamanan, dan efisiensi perawatan pasien.
Chief Executive Officer (CEO) RS Pondok Indah Group, dr. Yanwar Hadiyanto, MARS mengatakan, “Pencapaian ini menunjukkan komitmen kami dalam meningkatkan kepuasan pasien melalui penyempurnaan kualitas layanan secara berkesinambungan. Kami percaya bahwa salah satu faktor penting untuk mewujudkan hal tersebut ialah melalui transformasi digital. Validasi HIMSS EMRAM Tingkat 6 mendukung upaya digitalisasi yang selama ini kami lakukan di RS Pondok Indah Group. Dalam proses transformasi digital, RS Pondok Indah Group telah mengintegrasikan layanan penunjang seperti laboratorium, farmasi, dan radiologi dengan rekam medis pasien, mengintegrasikan berbagai macam software dan ratusan alat medis, dan mengimplementasikan IT security untuk memastikan 95-100 persen dokumentasi medis dilakukan secara digital dan terstruktur, serta didukung oleh clinical decision support yang tersistemasi.”
RS Pondok Indah Group memanfaatkan validasi HIMSS EMRAM Tingkat 6 untuk mengoptimalkan lingkungan kerja digital yang diharapkan dapat meningkatkan keselamatan dan kepuasan pasien.
Dengan penyediaan akses data dan informasi penting pada saat diperlukan, dokter akan terbantu dalam membuat keputusan terkait rencana perawatan pasien berdasarkan riwayat medisnya, meminimalisir risiko kesalahan dalam perawatan pasien, serta menjaga kerahasiaan dan keamanan data pasien.
Nina Windu Kirana selaku Chief of Financial and Technology Officer RS Pondok Indah Group, mengungkapkan, “Melalui teknologi digital, dalam hal ini penggunaan rekam medis elektronik (RME), kami terus berupaya meningkatkan keselamatan pasien dan kualitas layanan dengan memberi kemudahan bagi dokter serta tenaga medis dalam upaya mengurangi kesalahan perawatan, input berganda (multiple entry), menyederhanakan alur pemeriksaan, serta memanfaatkan penggunaan data agar perawatan pasien lebih optimal.”
Salah satu penerapan digitalisasi yang penting dalam mencapai EMRAM Tingkat 6 adalah penerapan closed loop administration, yaitu proses pemberian obat, darah, dan ASI perah (ASIP) bagi pasien rawat inap dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU).
Di RS Pondok Indah Group, kini pemberian obat di ruang rawat inap sudah menggunakan pindai kode QR. Dengan teknologi tersebut, aspek 6 Tepat Pemberian Obat yang meliputi Tepat Pasien, Tepat Obat, Tepat Dosis, Tepat Waktu, Tepat Cara, dan Tepat Dokumentasi dapat dilakukan dengan lebih akurat.
Selain itu, dengan clinical decision support, sistem akan secara aktif memberikan notifikasi/alert bagi pasien dengan kondisi tertentu, misalnya pada pasien dengan alergi obat, risiko kontraindikasi antarobat, atau kondisi kehamilan saat dokter meresepkan obat-obatan tertentu. Notifikasi ini akan bermanfaat bagi tenaga medis dalam mengambil keputusan medis lanjutan. Teknologi ini telah diterapkan di klinik rawat jalan, rawat inap, Emergency, serta ICU.
"Validasi HIMSS EMRAM Tahap 6 ini menjadi dorongan bagi kami untuk terus melakukan transformasi digital yang berkesinambungan guna meningkatkan mutu, keamanan, keselamatan, dan kepuasan pasien kami. Ke depannya kami berharap dapat terus memberikan layanan kesehatan terdepan serta tetap menjadi pilihan masyarakat Indonesia,” tutup dr. Yanwar.