Sirosis Hati, Ketahui Komplikasi dan Cara Perawatannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 02 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Sirosis hati adalah kondisi di mana sel hati digantikan dengan jaringan parut. Kondisi ini perlu dirawat dengan benar karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi.

Sirosis Hati, Ketahui Komplikasi dan Cara Perawatannya

Hati berfungsi untuk membuang racun dari dalam darah, membuang sel darah merah yang sudah tua, membuat cairan empedu yang diperlukan dalam sistem pencernaan makanan, mengubah makanan menjadi energi, serta membantu proses pembekuan darah.


Gangguan pada hati, termasuk sirosis, dapat mengganggu fungsi penting liver bagi tubuh. Penyebab sirosis hati yang utama adalah konsumsi alkohol yang berlebihan dan infeksi hepatitis kronis.


Stadium Sirosis Hati

Awalnya, sirosis hati sulit dikenali karena tidak menunjukkan gejala pada sebagian orang. Gejala baru akan dirasakan ketika kondisi ini sudah parah. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya:


1. Stadium 1 (steatosis)

Di stadium pertama, peradangan hanya terjadi pada saluran empedu atau hati. Keluhan bisa saja dirasakan sebagai sensasi tidak nyaman hingga sakit perut.


2. Stadium 2 (fibrosis)

Ketika proses peradangan dibiarkan tanpa penanganan, sirosis akan berkembang menjadi stadium ke-2, yang mana mulai terbentuk jaringan parut, sehingga aliran darah ke hati pun terganggu. 

Penanganan yang dilakukan pada stadium ini masih bisa menyembuhkan sirosis hati, serta mencegahnya berkembang lebih parah, atau menjadi stadium 3.


3. Stadium 3 (sirosis)

Peradangan hati yang tidak juga mendapatkan pengobatan bisa berkembang jadi lebih parah dan memasuki stadium 3, yang ditandai dengan terbentuknya sirosis. Pada tahap ini, sel-sel hati yang sehat telah tergantikan dengan jaringan parut yang menyebabkan hati menjadi keras dan berbenjol-benjol. 


Jaringan parut yang semakin tebal dan melapisi liver akan menyebabkan terganggunya aliran darah ke hati.


4. Stadium 4 (gagal hati)

Kerusakan organ hati yang sangat parah dapat menyebabkan terjadinya gagal hati. Di stadium ini, organ hati sudah tidak bisa berfungsi lagi sehingga penderita bisa saja kehilangan nyawanya.


Baca juga: Tes Fungsi Hati, Langkah Awal Menentukan Kesehatan Hati



Pemeriksaan Penunjang Sirosis Hati

Oleh karena itu, selalu lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, meskipun belum ada gejala maupun keluhan.


Bila Anda mengalami gejala sirosis hati, segera lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dengan begitu, dokter bisa menegakkan diagnosa dan memberikan pengobatan yang sesuai bagi keluhan Anda.


Untuk menegakkan diagnosis sirosis hati, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan berikut ini:

  • Tes darah untuk mengetahui fungsi hati.
  • Pemeriksaan USG perut, CT-Scan, atau MRI untuk mengetahui ukuran, bentuk, dan tekstur organ hati.
  • Biopsi hati dilakukan untuk memeriksa derjat keprahan sirosis hati yang Anda alami.


Baca juga: Hepatitis, Kenali Gejalanya untuk Mencegah Komplikasinya


Perawatan Sirosis Hati

Penanganan sirosis hati sangat tergantung pada penyebab dan keparahan, serta kondisi kesehatan masing-masing orang. Oleh sebab itu, pengobatan bisa saja berbeda antara pasien 1 dengan yang lain. Secara umum, penanganan sirosis dapat dilakukan dengan salah satu metode berikut ini:


  • Pemberian obat antivirus untuk mengobati infeksi hepatitis B dan hepatitis C.
  • Obat kortikosteroid dan imunosupresan untuk mengatasi penyakit autoimun, yang merupakan salah satu penyebab terjadinya sirosis hati.
  • Memberikan program pengobatan kecanduan alkohol pada pasien yang mengalami sirosis hati akibat konsumsi minuman beralkohol secara berlebih.
  • Memberikan program pengendalian berat badan untuk pasien yang mengalami sirosis hati nonalkohol. Selain untuk mengurangi berat badan, program ini juga bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah pasien, yang mana kedua faktor ini bisa memicu peradangan, bahkan terjadinya sirosis hepatis.
  • Pemberian obat lain untuk mengurangi gejala, seperti keluhan gatal, kelelahan, dan nyeri.
  • Pemberian multivitamin untuk mengatasi malnutrisi pada pasien sirosis hati.
  • Pemberian suplemen pada pasien sirosis hati untuk mencegah osteoporosis.


Sirosis hati masih mungkin disembuhkan, asal dideteksi sedini mungkin serta ditangani dengan tepat. 


Umumnya, penanganan sirosis hati pada stadium 1 dan 2 masih bisa mempertahankan bahkan mengembalikan fungsi liver. Namun, makin tinggi stadium sirosis hati ketika pertama terdeteksi, makin kecil tingkat kesembuhannya. Orang yang mengalami sirosis hati stadium 4 bahkan mungkin membutuhkan transplantasi hati.


Baca juga: Mengenal Hepatitis A, Jenis Hepatitis yang Paling Menular



Komplikasi Sirosis Hati

Pemeriksaan sirosis hati sedini mungkin, dan penanganan yang tepat, sangat diperlukan untuk mempertahankan fungsi organ hati, serta mencegah terjadinya komplikasi. Beragam komplikasi sirosis hati yang dibiarkan tanpa penanganan adalah sebagai berikut ini:


  • Peningkatan tekanan dalam pembuluh darah yang mensuplai darah ke hati (hipertensi portal)
  • Terjadi pembengkakan pada kaki dan perut akibat penumpukan cairan.
  • Pembesaran limpa.
  • Varises di kerongkongan atau lambung yang bisa menyebabkan pendarahan.
  • Tubuh jadi lebih mudah terinfeksi.
  • Tubuh kekurangan nutrisi (malnutrisi) sehingga berat badan turun drastis.
  • Gangguan otak karena racun menumpuk di otak.
  • Penyakit kuning.
  • Gangguan tulang.
  • Berisiko tinggi mengalami kanker hati.


Baca juga: Kunci Hindari Kanker Hati: Pemeriksaan Rutin dan Pencegahan



FAQ


Apa yang Dirasakan Pasien Sirosis Hati?

Pasien sirosis hati biasanya merasa lelah, mual, dan tidak nafsu makan. Selain itu, penderita sirosis juga bisa mengalami pembengkakan di perut dan kaki, sakit kuning, dan gatal. Berbagai gejala ini bisa semakin parah seiring waktu, jadi penting bagi penderita sirosis untuk segera mendapatkan penanganan medis.


Apa Perbedaan Sirosis Hati dan Kanker Hati?

Sirosis hati adalah kerusakan hati kronis yang menyebabkan jaringan parut dan gangguan fungsi hati. Sementara itu, kanker hati adalah pertumbuhan sel-sel abnormal yang dapat terjadi di hati. Sirosis bisa menjadi faktor risiko kanker hati, tetapi keduanya adalah kondisi yang berbeda dengan dampak dan penanganan yang berbeda pula.


Apa Pantangan Sirosis?

Penderita sirosis harus menghindari alkohol, makanan tinggi garam, dan makanan berlemak. Hindari juga konsumsi obat yang bisa memperberat kerja hati. Jadi selalu pastikan untuk mengonsumsi obat sesuai dengan arahan dokter spesialis penyakit dalam.


Apakah Orang yang Terkena Sirosis Hati Bisa Sembuh Total?

Sirosis hati tidak bisa sembuh total, karena kerusakan yang telah terjadi bersifat permanen. Namun, dengan perawatan yang tepat dan perubahan gaya hidup, gejala sirosis hati bisa dikendalikan dan dicegah supaya tidak lebih parah.


Pada dasarnya, sirosis hati bisa menyebabkan komplikasi yang membahayakan jiwa. Mengingat pentingnya peran organ hati, jangan menunda pemeriksaan ke dokter spesialis penyakit dalam jika Anda mengalami gejala sirosis hati. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, sirosis hepatis bisa disembuhkan, dan Anda pun tidak perlu melakukan transplantasi hati.


Pemeriksaan kesehatan secara berkala di Executive Health Check Up di RS Pondok Indah cabang terdekat juga menjadi salah satu upaya skrining sirosis hepatis. Hasil pemeriksaan dapat Anda konsultasikan lebih lanjut dengan dokter spesialis penyakit dalam di cabang RS Pondok Indah, untuk mendapatkan saran yang sesuai.




Referensi:

  1. Premkumar M, Anand AC. Overview of complications in cirrhosis. Journal of Clinical and Experimental Hepatology. 2022. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9257866/). Diakses pada 12 Agustus 2024.
  2. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Definition & Facts for Cirrhosis. (https://www.niddk.nih.gov/health-information/liver-disease/cirrhosis/definition-facts). Direvisi terakhir Juni 2023. Diakses pada 19 Agustus 2024. 
  3. Cleveland Clinic. Liver. (https://my.clevelandclinic.org/health/articles/21481-liver ). Direvisi terakhir 22 Februari 2021. Diakses pada 12 Agustus 2024.
  4. Johns Hopkins. Chronic Liver Disease/Cirrhosis. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/chronic-liver-disease-cirrhosis). Diakses pada 19 Agustus 2024.
  5. Mayo Clinic. Diseases & Conditions. Cirrhosis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cirrhosis/symptoms-causes/syc-20351487). Direvisi terakhir pada 11 Februari 2023. Diakses pada 12 Agustus 2024.