Mari Cegah Demam Berdarah dengan Vaksin DBD

Oleh Tim RS Pondok Indah

Jumat, 10 Januari 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Vaksin DBD merupakan salah satu upaya untuk melindungi diri dari penyakit yang ditularkan lewat gigitan nyamuk saat musim hujan tiba. Mari simak informasi selengkapnya!

Mari Cegah Demam Berdarah dengan Vaksin DBD

Demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyakit infeksi yang banyak terjadi pada daerah tropis, akibat virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Meski sering, DBD berpotensi membahayakan nyawa, akibat adanya perdarahan internal maupun kegagalan beberapa organ.


Beruntungnya, kini demam berdarah dengue dapat dicegah dengan vaksinasi. Mari mengenal vaksin demam berdarah lebih lanjut dan apa saja persiapan yang bisa Anda lakukan sebelum menerima vaksin ini.


Upaya Pencegahan DBD

DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk. Sebagai upaya pencegahannya, Anda disarankan untuk menghindari beberapa hal yang dapat mempermudah perkembangbiakan nyamuk, dengan cara:


  • Bersihkan dan kuras tempat penampungan air
  • Tutup tempat penampungan air
  • Buang barang bekas yang bisa menjadi sarang nyamuk
  • Gunakan bubuk untuk membasmi jentik nyamuk (larvasida) 
  • Gunakan obat nyamuk, pakaian lengan panjang, kelambu, maupun alat pengusir nyamuk, khususnya untuk mencegah gigitan nyamuk pada anak
  • Pengasapan atau fogging dapat dilakukan, khususnya jika tinggal di daerah yang berisiko tinggi terinfeksi DBD. 


Selain beberapa upaya di atas, vaksinasi merupakan upaya pencegahan yang sangat penting untuk dilakukan. Dengan pemberian vaksinasi sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan oleh dokter, perlindungan untuk mencegah DBD bisa lebih optimal. 


Jadi, meskipun suatu saat nanti terinfeksi DBD, Anda sudah memiliki antibodi spesifik yang dapat melawan infeksi virus dengue yang masuk ke dalam tubuh. Orang yang sudah divaksinasi memiliki antibodi, sehingga meskipun terinfeksi gejalanya akan jauh lebih ringan dibandingkan dengan yang tidak menerima vaksin DBD.


Baca juga: Musim Hujan Tiba, Waspada Demam Berdarah pada Anak!



Apakah ada Vaksin DBD?

Virus dengue memiliki empat jenis serotipe, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-4. Infeksi dari salah satu jenis virus tersebut tidak akan menimbulkan kekebalan terhadap serotipe lainnya. Oleh karena itu, seseorang yang sudah pernah terinfeksi DBD, bisa saja terinfeksi ulang dengan serotipe yang berbeda. 


Untuk itulah dokter menyarankan pemberian vaksin dengue, yang mana vaksin ini mengandung virus dengue yang telah dilemahkan atau dimodifikasi. Dengan vaksinasi, tubuh akan membentuk antibodi spesifik terhadap keempat serotipe dengue. Jadi, ketika virus dengue masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan sudah mengenali dan akan melawannya. Sehingga kondisi tersebut tidak menimbulkan keluhan yang parah, maupun menyebabkan komplikasi. 


Baca juga: Pentingnya Vaksin Influenza untuk Anak dan Orang Dewasa


Indikasi Vaksin DBD

Vaksin DBD akan lebih disarankan pada mereka yang memiliki indikasi sebagai berikut ini:


  • Berusia 6-45 tahun
  • Tinggal di daerah endemis dengue
  • Kondisi kesehatan umum seseorang, terutama terkait sistem kekebalan tubuh seseorang


Baca juga: Jenis-jenis Vaksin Anak untuk Kesehatan Si Buah Hati


Manfaat Vaksin DBD

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari pemberian vaksin DBD yang bisa diperoleh:


  • Mencegah infeksi demam berdarah akibat 4 serotipe virus dengue
  • Mencegah demam berdarah berkembang menjadi kondisi yang parah
  • Mencegah komplikasi berat akibat syok karena merembesnya cairan, yang dapat mengakibatkan kematian.


Baca juga: 14 Makanan untuk DBD yang Perlu Dikonsumsi agar Cepat Pulih


Jenis Vaksin DBD

Terdapat dua jenis vaksin untuk demam berdarah yang dapat diberikan. Perbedaan kedua jenis vaksin ini terdapat pada batasan usia dan kontraindikasi pemberian vaksin. 


1. Vaksin Chimeric Yellow Fever Dengue (CYD) atau Dengvaxia 

  • Diberikan pada anak-anak usia 9-16 tahun sebanyak 3 dosis, dengan jarak antar 1 dosis dengan yang lain adalah selama 6 bulan. 
  • Vaksin ini hanya dapat diberikan pada anak yang pernah mengalami infeksi dengue sebelumnya, dikonfirmasi dengan pemeriksaan antigen melalui metode dengue rapid test NS-1, PCR ELISA atau tes serologi IgM dan IgG anti dengue.  
  • Vaksin CYD disuntikkan menggunakan metode intramuskular.


2. Vaksin TAK-003 atau Qdenga

  • Vaksin ini dapat diberikan untuk kelompok usia 6-45 tahun sebanyak 2 dosis dengan jarak antar dosisnya adalah selama 3 bulan. 
  • Vaksin DBD ini bisa diterima oleh siapa saja, tanpa memandang riwayat infeksi dengue sebelumnya. 
  • Metode penyuntikan vaksin DBD jenis ini adalah dengan cara subkutan.


Pemilihan jenis vaksin DBD yang sesuai ditentukan oleh usia dan riwayat infeksi DBD sebelumnya. Untuk itu, jadwalkan janji temu dengan dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat, guna menentukan jenis vaksin DBD yang sesuai bagi Anda.


Baca juga: Anak Terlambat Vaksinasi, Apakah Harus Mengulang?



Kontraindikasi Vaksin DBD

Meski efektif dalam mencegah keparahan infeksi dengue, vaksin DBD tidak bisa diberikan untuk semua orang. Berikut ini adalah beberapa kontraindikasi vaksin DBD yang dimaksud:


  • Sedang mengalami demam tinggi 
  • Sedang mengalami infeksi akut atau infeksi yang parah
  • Memiliki riwayat alergi berat terhadap komponen vaksin DBD
  • Mengalami reaksi alergi setelah menerima dosis pertama vaksin DBD
  • Merupakan wanita yang sedang hamil atau menyusui
  • Mengalami gangguan kekebalan tubuh, termasuk penderita diabetes kronis maupun penderita HIV
  • Sedang mengonsumsi obat maupun suplemen tertentu
  • Sedang menjalani terapi yang bisa melemahkan kekebalan tubuh, seperti kemoterapi, kortikosteroid dosis tinggi selama lebih dari 14 hari


Baca juga: Apakah Vaksin Cacar Ular Wajib? Ini yang Perlu Anda Ketahui


Prosedur Vaksin DBD

Tidak ada persiapan khusus untuk sebelum dilakukan vaksin DBD. Namun, Anda tetap disarankan untuk menjaga kondisi tubuh tetap prima menjelang jadwal dilakukannya penyuntikan. 


Penyuntikan vaksin DBD akan dilakukan oleh dokter maupun tenaga medis yang telah terlatih. Lokasi penyuntikan biasanya adalah pada lengan atas. Berikut ini adalah beberapa tahap pemberian vaksin DBD secara umum:


  • Anda akan diminta untuk menekuk siku sehingga posisi lengan atas dalam kondisi rileks
  • Petugas medis kemudian akan menentukan lokasi lengan yang akan disuntik dan membersihkannya dengan mengusapkan alcohol swab
  • Vaksin kemudian akan disuntikkan ke lengan menggunakan jarum menggunakan teknik khusus, sesuai dengan jenis vaksin DBD yang akan diterima
  • Saat vaksin sudah selesai diberikan, lokasi suntikan akan ditekan dengan alcohol swab sembari jarum suntik ditarik keluar, kemudian lokasi bekas suntikan akan ditutup menggunakan plester


Baca juga: Imunisasi: Investasi Kesehatan Jangka Panjang


Setelah Vaksin DBD

Setelah mendapatkan vaksin DBD, tidak ada pantangan mutlak untuk beraktivitas. Namun, Anda tetap disarankan untuk melakukan beberapa hal berikut ini:


  • Banyak beristirahat
  • Banyak konsumsi air putih
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
  • Memperhatikan beberapa efek samping vaksin DBD yang mungkin terjadi dan memerlukan penanganan medis langsung oleh dokter


Baca juga: Imunisasi Anak dengan Rutin dan Tepat Waktu


Efek Samping Vaksin DBD

Sama seperti vaksin pada umumnya, ada beberapa efek samping vaksin DBD yang bisa saja terjadi, yakni:


  • Kulit di sekitar lokasi suntikan menjadi kemerahan, gatal, nyeri hingga menimbulkan bekas luka kecil, yang akan pulih dengan sendirinya
  • Demam
  • Nyeri otot atau badan pegal-pegal
  • Nyeri kepala atau sakit kepala
  • Lemas
  • Mual 


Umumnya semua efek samping setelah mendapatkan vaksin DBD tersebut termasuk ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, untuk membantu meredakan keluhan, lakukan kompres dingin hingga konsumsi obat yang sesuai, seperti obat pereda nyeri atau obat antimual.


Pada beberapa orang, bisa saja terjadi efek samping vaksin DBD yang lebih parah, yakni berupa:


  • Reaksi hipersensitivitas atau alergi yang berat, seperti reaksi anafilaksis
  • Infeksi sekunder atau abses


Namun, efek samping pasca vaksinasi DBD yang berat ini sangat jarang terjadi. Meski demikian, konsultasi dengan dokter sebelum tindakan vaksinasi tetap penting untuk menilai faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko timbulnya efek samping pasca vaksinasi. 


Meski pemberian vaksin DBD tidak bisa mencegah seseorang terinfeksi virus dengue sepenuhnya, tetapi upaya ini bisa mengurangi risiko keparahan maupun komplikasi yang bisa membahayakan nyawa, terutama untuk anak. 


Jadi, sebelum terinfeksi DBD atau infeksi DBD sangat parah, konsultasikan dengan dokter penyakit dalam untuk mengetahui vaksin DBD yang sesuai bagi Anda maupun orang terkasih. Jadwalkan janji konsultasi Anda dengan dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk pelayanan medis terbaik, dengan didukung oleh fasilitas medis terkini.


Baca juga: Pentingnya Vaksinasi bagi Orang Dewasa



FAQ


Apakah DBD Dapat Dicegah?

Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat dicegah dengan membersihkan tempat penampungan air secara berkala, menghindari gigitan nyamuk, dan menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, vaksinasi dengue juga dapat membantu melindungi Anda dan orang terkasih dari virus dengue.


Vaksin DBD Apakah Aman?

Vaksin DBD telah disetujui dan dinyatakan aman untuk digunakan. Meskipun demikian, vaksin ini tidak dianjurkan untuk orang yang sedang mengalami demam tinggi, menderita infeksi, memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh, sedang hamil, atau sedang menyusui.


Untuk memastikan apakah Anda memenuhi persyaratan untuk menerima vaksin DBD, konsultasikan dahulu dengan dokter spesialis penyakit dalam sebelum vaksinasi.


Berapa Lama Vaksin DBD Bertahan?

Berdasarkan penelitian, vaksin demam berdarah dapat memberikan perlindungan setidaknya 6 tahun setelah pemberian vaksin dosis terakhir. Namun, efektivitas vaksin dapat bervariasi tergantung pada faktor usia, status kesehatan, dan riwayat paparan virus dengue sebelumnya.


Vaksin Dengue Usia Berapa?

Vaksin dengue dianjurkan untuk anak-anak dan orang dewasa berusia 6 hingga 45 tahun. Pemberian vaksin ini terutama penting bagi mereka yang tinggal di daerah endemik virus dengue.



Referensi:

  1. Kallás EG, Cintra MA, et al,. Live, attenuated, tetravalent Butantan–Dengue vaccine in children and adults. New England Journal of Medicine. 2024. (https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa2301790). Diakses pada 7 Januari 2025.
  2. Kariyawasam R, Lachman M, et al,. A dengue vaccine whirlwind update. Therapeutic Advances in Infectious Disease. 2023. (https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/20499361231167274). Diakses pada 7 Januari 2025.
  3. Rivera L, Biswal S, et al,. Three-year efficacy and safety of Takeda’s dengue vaccine candidate (TAK-003). Clinical Infectious Diseases. 2022. (https://academic.oup.com/cid/article/75/1/107/6381105#google_vignette). Diakses pada 7 Januari 2025.
  4. World Health Organization. Vaccines and immunization: Dengue. (https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/dengue-vaccines). Direvisi terakhir 10 Mei 2024. Diakses pada 7 Januari 2025.
  5. Centers for Disease Control and Prevention. Dengue Vaccine. (https://www.cdc.gov/dengue/hcp/vaccine/index.html). Direvisi terakhir 12 Agustus 2024. Diakses pada 7 Januari 2025.
  6. Cleveland Clinic. Dengue Fever. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17753-dengue-fever). Direvisi terakhir 6 Juni 2022. Diakses pada 7 Januari 2025.
  7. Cleveland Clinic. Dengue Tetravalent Vaccine, Live. (https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/23786-dengue-tetravalent-vaccine-live). Diakses pada 7 Januari 2025.
  8. Mayo Clinic. Dengue Fever. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dengue-fever/symptoms-causes/syc-20353078). Direvisi terakhir 17 Juli 2024. Diakses pada 7 Januari 2025.
  9. Mayo Clinic. Dengue tetravalent vaccine, live (subcutaneous route). (https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/dengue-tetravalent-vaccine-live-subcutaneous-route/description/drg-20463393). Diakses pada 7 Januari 2025.