By Tim RS Pondok Indah
Radang lambung adalah kondisi lapisan dinding dalam lambung mengalami peradangan. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri. Simak penjelasannya
Lambung dilapisi oleh jaringan lunak yang disebut mukosa, yang berperan dalam menjaga kesehatan organ pencernaan ini. Sebab mukosa akan melindungi lambung dari asam lambung, enzim, juga berbagai mikroorganisme yang melewati saluran pencernaan.
Saat lambung meradang, terjadilah kondisi yang dikenal dengan gastritis. Penyakit ini dapat terjadi secara sementara maupun menahun yang terjadi bertahap dan perlahan.
Radang lambung adalah kondisi di mana lapisan dinding dalam lambung mengalami peradangan. Penyebab paling umum terjadinya radang lambung adalah infeksi bakteri. Selain itu, konsumsi minuman beralkohol berlebih dan penggunaan obat pereda nyeri secara berlebih juga bisa memicu terjadinya radang lambung.
Kondisi ini bisa menimbulkan beragam gejala, seperti perut terasa begah atau kembung, sakit perut, serta mual, bahkan muntah.
Baca juga: Mengenal Konstipasi, Si Pengganggu Saluran Cerna
Radang lambung tidak selalu menimbulkan gejala. Namun, rusaknya lapisan dalam lambung bisa menyebabkan nyeri perut atau nyeri ulu hati.
Selain itu, radang lambung juga disertai dengan gejala gangguan pencernaan lainnya, seperti:
Baca juga: Nyeri Perut, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Meredakannya
Ketika lapisan dalam lambung mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri, sistem kekebalan tubuh mengirimkan sel-sel inflamasi ke lapisan lambung untuk melawannya dan memperbaiki jaringan yang rusak.
Karena respons tersebut, lambung yang sedang terinfeksi akan meradang sehingga menimbulkan beragam gejala khas radang lambung.
Secara umum, berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan terjadinya radang lambung:
Penyebab radang lambung yang paling umum adalah infeksi Helicobacter pylori. Bakteri ini masuk ke dalam lambung melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Meski kondisi di dalam lambung memiliki tingkat keasaman yang tinggi, bakteri ini mampu bertahan hidup dan menginfeksi tubuh, sehingga menyebabkan lambung meradang.
Radang lambung yang disebabkan oleh konsumsi minuman beralkohol dalam jumlah berlebih untuk waktu yang lama bisa menyebabkan lapisan lambung terkikis, yang menimbulkan terjadinya peradangan.
Radang lambung akibat konsumsi obat pereda nyeri berupa obat antiperadangan nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen, yang tidak sesuai dengan aturan pakai dalam jangka waktu yang lama bisa merusak lapisan lambung dan menyebabkan terjadinya radang lambung.
Penyakit autoimun merupakan penyakit di mana sistem kekebalan tubuh penderitanya akan menyerang sel-sel tubuh sendiri dan menimbulkan peradangan. Bila organ yang diserang adalah lambung, dapat terjadi peradangan pada organ ini.
Stres berat dapat meningkatkan produksi asam lambung, yang mengganggu lapisan pelindung lambung. Dengan demikian, risiko terjadinya peradangan pada lambung lebih meningkat.
Pertambahan usia menyebabkan lapisan lambung makin menipis. Alasan ini pula yang menyebabkan para lansia lebih rentan mengalami radang lambung.
Radang lambung juga sangat mungkin berhubungan dengan kondisi medis tertentu, seperti HIV/AIDS, penyakit Crohn, penyakit celiac, dan infeksi parasit.
Berkurangnya suplai darah ketika mengalami operasi besar, kecelakaan, atau mengidap penyakit kritis, bisa menyebabkan radang lambung akut. Sebab ketika mengalami beberapa kondisi tersebut, tubuh akan menarik pasokan darah dari sistem pencernaan untuk diedarkan ke organ-organ vital lainnya.
Akibatnya, pasokan darah di dalam organ pencernaan berkuran dan mengakibatkan lapisan lambung menurun fungsinya. Dalam kondisi ini, radang lambung sangat mudah terjadi.
Baca juga: Cuci Tangan dengan Sabun: Kebiasaan Sederhana yang Penting untuk Mencegah Penyakit
Pemeriksaan ke dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Pondok Indah dapat membantu Anda dalam memastikan penyebab keluhan dan mendapatkan penanganan yang sesuai.
Dokter akan melakukan anamnesis untuk menanyakan kapan keluhan yang menyerupai gejala radang lambung telah Anda alami, seberapa parah keluhan yang terjadi dan efeknya pada aktivitas sehari-hari. Selain itu dokter juga akan menanyakan konsumsi obat rutin maupun kondisi kesehatan Anda secara umum.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama dengan memeriksa bagian perut Anda. Untuk memastikan dan mencari tau penyebab radang lambung, dokter akan menganjurkan beberapa pemeriksaan penunjang berikut ini:
Untuk memastikan keberadaan Helicobacter pylori, dokter bisa menyarankan pemeriksaan tinja maupun urea breath test.
Endoskopi biasa disarankan untuk memeriksa kondisi sistem pencernaan dan memastikan tanda peradangan pada saluran pencernaan, serta mengambil sampel jaringan dari saluran pencernaan untuk diperiksa lebih lanjut di bawah mikroskop dalam laboratorium.
Dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani pemeriksaan ini guna mengetahui kondisi sistem pencernaan bagian atas. Anda mungkin akan diminta untuk meminum cairan yang mengandung barium agar saluran pencernaan terlihat lebih jelas.
Baca juga: Gangguan Sistem Pencernaan pada Ibu Hamil
Gejala radang lambung dapat muncul kapan saja dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Untungnya, dalam kebanyakan kasus, radang lambung ringan dapat ditangani secara mandiri di rumah.
Akan tetapi, Anda perlu melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis penyakit dalam apabila radang lambung tidak kunjung sembuh atau disertai dengan gejala, seperti:
Baca juga: Nyeri Lambung, Periksakan Segera, Jangan Remehkan Akibatnya
Bagi sebagian kasus radang lambung ringan, penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, jika gejala dirasa cukup mengganggu, dokter dapat meresepkan obat-obatan sesuai dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan sebelumnya. Beberapa obat tersebut meliputi:
Meski jarang terjadi, sebagian kasus radang lambung juga membutuhkan tindakan operasi untuk mengatasi perdarahan pada saluran cerna, membuang jaringan saluran cerna yang mati (iskemia), maupun pada kasus refluks empedu.
Baca juga: Permasalahan Lambung Kaum Urban: Dispepsia, Gastritis, dan GERD
Untuk mengatasi keluhan radang lambung ringan, serta memaksimalkan pengobatan yang diberikan oleh dokter, Anda bisa melakukan beberapa tips berikut ini:
Baca juga: 7 Cara Mengatasi GERD Kambuh di Tengah Aktivitas
Meski bisa disembuhkan, penyakit radang lambung tidak boleh dianggap sepele. Sebab radang lambung yang tidak diatasi dengan tepat dan cepat bisa menyebabkan komplikasi, seperti kerusakan lapisan dalam dinding lambung lebih parah, bahkan meningkatkan risiko terjadinya perdarahan.
Radang lambung juga meningkatkan risiko terjadinya tukak lambung, bahkan kanker lambung jika kondisi ini sudah semakin parah.
Radang lambung bisa berbahaya jika tidak diobati. Kondisi ini dapat menyebabkan luka pada lambung, pendarahan, bahkan meningkatkan risiko terjadinya kanker.
Penderita radang lambung sebaiknya tidak mengonsumsi makanan pedas, berlemak, asam, serta minuman berkafein dan berkarbonasi. Makanan seperti gorengan, tomat, atau yang pedas, seperti cabai, maupun minuman seperti kopi, alkohol, dan soda, dapat memperparah iritasi lambung.
Ya, penyakit radang lambung bisa dicegah. Caranya adalah rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum makan, sebelum menyentuh area wajah, serta setelah BAK dan BAB. Rutin cuci tangan bisa menghilangkan kuman di tangan sehingga bakteri Helicobacter pylori tidak mudah masuk ke dalam tubuh Anda.
Jadi, Anda tidak perlu khawatir jika mengalami gejala radang lambung, karena penyakit ini bisa disembuhkan. Namun, karena radang lambung tetap perlu ditangani dengan tepat, segera melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Pondok Indah cabang terdekat ketika mengalami keluhan yang menyerupai gejala radang lambung.
Selain dengan pengobatan yang komprehensif, dokter spesialis di RS Pondok Indah juga akan menyarankan perubahan gaya hidup serta mengendalikan kondisi yang merupakan faktor risiko terjadinya radang lambung, untuk memaksimalkan pengobatan. Dengan demikian, tidak hanya menyembuhkan radang lambung, kesehatan Anda secara umum pun bisa lebih optimal.
Referensi: