Kenali 4F Faktor Risiko Batu Empedu

Wednesday, 09 October 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

4F faktor risiko batu empedu terdiri dari Female (perempuan), Forty (usia di atas 40 tahun), Fertile (kesuburan), dan Fat (kelebihan berat badan).

Kenali 4F Faktor Risiko Batu Empedu

Ketika mendengar tentang penyakit batu empedu, tidak jarang muncul pertanyaan, bagaimana bisa sampai terdapat batu di dalam empedu?


Perlu diketahui, bahwa ketika berbicara tentang batu empedu, jangan membayangkan batu yang seperti kita temui sehari-hari. Yang disebut batu empedu adalah hasil endapan cairan empedu, biasanya terbentuk dari kolesterol atau pigmen cairan empedu, bisa juga campuran keduanya. Batu empedu bisa terdapat di kantong atau kantung empedu (kolesistolitiasis), maupun pada saluran empedu (koledokolitiasis).


Sekilas Mengenai Batu Empedu

Batu empedu adalah pengendapan salah satu komponen cairan empedu. Biasanya, batu empedu bisa terbentuk di kantung empedu atau saluran empedu.


Penderita penyakit batu empedu tidak selalu mengalami gejala, terutama saat ukuran batu empedu masih cukup kecil. Namun, batu empedu yang terus bertambah besar, akan menyebabkan penderitanya mengeluhkan sakit perut atau nyeri ulu hati, yang menjalar sampai ke punggung, bahkan bahu kanan.


Penyakit batu empedu umumnya disebabkan ketidakseimbangan zat dalam cairan empedu, seperti kolesterol dan bilirubin yang berlebihan atau kurangnya garam empedu. Ternyata, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya ketidakseimbangan dalam cairan empedu dan terbentuknya batu empedu.


Baca juga: Gangguan Empedu pada Anak



4F Faktor Risiko Batu Empedu (Cholelithiasis)

Secara umum, faktor risiko terjadinya batu empedu dikenal dengan istilah 4F, yaitu Female, Forty, Fertile, dan Fat.


1. Female (Perempuan)

Faktor risiko pertama untuk batu empedu adalah jenis kelamin perempuan, karena pengaruh hormon estrogen.


Estrogen dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam empedu dan mengurangi kemampuan kandung empedu untuk mengosongkan diri dengan baik. Akibatnya, hal ini meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu empedu. Penggunaan kontrasepsi hormonal atau terapi pengganti hormon juga dapat meningkatkan risiko ini.


2. Forty (Usia Lebih dari 40 Tahun)

Usia di atas 40 tahun merupakan faktor risiko berikutnya. Dengan bertambahnya usia, metabolisme tubuh cenderung melambat, termasuk dalam pemrosesan empedu.


Selain itu, perubahan hormon yang terjadi saat mendekati menopause pada perempuan juga bisa mempengaruhi komposisi cairan empedu, menjadikannya lebih mudah untuk membentuk batu. Oleh karena itu, risiko batu empedu meningkat secara signifikan setelah usia 40 tahun.


Baca juga: Sakit Lambung, Periksakan Segera, Jangan Remehkan Akibatnya


3. Fertile (Subur atau Pernah Hamil)

Kesuburan dan riwayat kehamilan juga menjadi faktor risiko penting. Wanita yang subur atau yang pernah hamil cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena batu empedu karena perubahan hormon selama kehamilan.


Hormon progesteron, yang meningkat selama kehamilan, memperlambat kontraksi kandung empedu, yang menyebabkan cairan empedu tertahan lebih lama dan berpotensi membentuk batu. Semakin sering hamil, semakin besar risikonya.


4. Fat (Kelebihan Berat Badan atau Obesitas)

Kelebihan berat badan atau obesitas adalah faktor risiko utama lainnya. Orang yang kelebihan berat badan, terutama dengan penumpukan lemak di perut, cenderung memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi dalam empedu mereka. Hal ini meningkatkan risiko pembentukan batu empedu.


Selain itu, obesitas juga dikaitkan dengan penurunan kemampuan kandung empedu untuk mengosongkan diri, yang semakin meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu. Diet tinggi lemak dan rendah serat juga dapat berkontribusi terhadap risiko ini.


Meski pada perkembangan saat ini, terdapat beberapa faktor risiko lain yang menyebabkan terbentuknya batu empedu, seperti:


  • Makan makanan yang tinggi lemak, tinggi kolesterol, dan rendah serat
  • Diabetes melitus
  • Kehamilan atau konsumsi obat dengan kadar estrogen tinggi
  • Penurunan berat badan yang terlalu cepat


Adanya koledokolitiasis dengan atau tanpa pankreatitis tentu membuat kondisi pasien menjadi lebih buruk. Selain itu, penanganannya memerlukan operasi lain selain operasi pengangkatan kandung empedu (kolesistektomi), yang juga akan meningkatkan risiko tindakan menjadi lebih tinggi. Jadi, jangan menunda pengobatan batu empedu!


Jika Anda mulai mengalami gejala penyakit batu empedu, segera jadwalkan janji temu dengan dokter spesialis penyakit dalam. Dokter spesialis akan mendiagnosis dan menangani penyakit yang Anda alami sebelum dampak yang ditimbulkan semakin buruk.


Baca juga: Mengenal Laparoskopi, Penanganan Batu Empedu



FAQ


Apa Efek Samping Batu Empedu?

Batu empedu bisa menyebabkan efek samping seperti nyeri hebat di perut bagian kanan atas, mual dan muntah, maupun gangguan pencernaan lain. Jika dibiarkan, batu empedu bisa menyumbat saluran empedu dan menyebabkan infeksi, peradangan, atau bahkan pankreatitis.


Apa Akibat Jika Batu Empedu Tidak Dibuang?

Jika tidak dibuang atau ditangani, batu empedu dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti radang kandung empedu (kolesistitis), infeksi saluran empedu, dan pankreatitis. Oleh karena itu, apabila Anda sudah mulai merasakan gejala batu empedu, segera konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.


Makanan Apa Saja yang Menyebabkan Batu Empedu?

Makanan yang menjadi penyebab batu empedu meliputi:


  1. Makanan tinggi lemak: Gorengan, daging berlemak, dan produk susu tinggi lemak
  2. Makanan tinggi kolesterol: Kuning telur, organ dalam hewan
  3. Makanan olahan: Fast food, makanan beku, makanan cepat saji
  4. Gula berlebihan: Kue, permen, minuman manis


Kapan Batu Empedu Harus Dioperasi?

Batu empedu perlu dioperasi jika menyebabkan gejala seperti nyeri hebat di perut, mual, muntah, atau komplikasi serius seperti peradangan kantong empedu (kolesistitis) dan pankreatitis. Operasi juga dianjurkan bila batu empedu menyumbat saluran empedu. Konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk menentukan waktu penanganan yang tepat, terutama jika gejala semakin memburuk atau berulang.


Bagaimana Cara untuk Mencegah Penyakit Batu Empedu?

Untuk mencegah batu empedu, disarankan untuk mengonsumsi diet yang sehat, meminum cukup air, menghindari makanan berlemak tinggi, menjaga berat badan ideal, serta berolahraga secara teratur. Selain itu, melakukan skrining kesehatan secara rutin juga sangat disarankan bagi Anda yang memiliki faktor 4F atau faktor risiko penyakit batu empedu lainnya.


Pemeriksaan kesehatan secara berkala adalah salah satu langkah penting dalam mencegah batu empedu. Untuk memastikan kondisi kesehatan Anda, percayakanlah skrining kesehatan Anda di Executive Health Check Up di RS Pondok Indah cabang terdekat.


Didukung dengan berbagai teknologi medis terkini dan tim medis yang berpengalaman, Executive Health Check Up RS Pondok Indah menyediakan layanan one-stop service yang memudahkan Anda dalam memeriksa kondisi kesehatan Anda.