By Tim RS Pondok Indah
Kanker ovarium adalah pertumbuhan sel abnormal yang bermula dari indung telur. Kanker ovarium merupakan kanker tersering ke-3 yang dialami wanita Indonesia.
Ovarium atau indung telur adalah sepasang organ reproduksi wanita yang terletak masing-masing di kiri dan kanan rahim. Organ yang berukuran sebesar kacang walnut ini berfungsi menghasilkan dan mematangkan sel telur selama wanita berada di usia produktifnya, serta menghasilkan hormon progesteron dan estrogen.
Gangguan pada ovarium, termasuk kanker ovarium, dapat memengaruhi kesuburan, bahkan memiliki kemungkinan sembuh yang rendah jika telat dikenali dan ditangani.
Kanker ovarium adalah kondisi medis di mana terjadi pertumbuhan dan perkembangan sel abnormal yang bermula dari indung telur (ovarium). Sayangnya gejala kanker ovarium seringkali sulit dibedakan dengan kondisi medis lain. Padahal pengenalan sedini mungkin untuk memberikan penanganan segera, sangat penting dalam keberhasilan pengobatan kanker ovarium.
Baca juga: Apakah Kanker Serviks Bisa Disembuhkan?
Kanker ovarium stadium awal jarang menunjukkan gejala. Saat menimbulkan keluhan, gejala kanker ovarium pun tidak spesifik dan menyerupai penyakit lain. Beberapa gejala kanker ovarium yang paling sering dikeluhkan pasien, antara lain:
Mengingat gejalanya sulit dibedakan dengan kondisi medis lain, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan jika mengalami keluhan yang menyerupai gejala kanker ovarium, terutama yang sudah terjadi selama 2 minggu atau lebih. Agar penanganan yang sesuai bisa diberikan dan keluhan Anda lebih cepat teratasi.
Baca juga: ThinPrep, Deteksi Dini Kanker Serviks Lebih Akurat
Penyebab kanker ovarium adalah mutasi DNA sel-sel ovarium. Namum, kondisi yang memicu perubahan sel ini belum diketahui dengan pasti hingga saat ini.
Yang jelas, pertumbuhan sel abnormal ini akan menyebabkan sel-sel ovarium tumbuh dan berkembang terlalu cepat, sehingga membentuk masa (tumor) yang bersifat ganas, atau kanker.
Meski belum diketahui kondisi yang menyebabkan mutasi sel ovarium, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini. Beberapa faktor risiko kanker ovarium yang dimaksud adalah sebagai berikut ini:
Baca juga: Nyeri Kanker, Ketahui Penyebab dan Penanganannya!
Jenis kanker ovarium akan membedakan penanganan yang diberikan oleh dokter. Berdasarkan sel asal pertumbuhannya, jenis kanker ovarium bisa dibedakan menjadi:
Sebelum memberikan penanganan yang sesuai, dokter spesialis kebidanan dan kandungan akan terlebih dahulu memeriksa untuk memastikan bahwa kondisi yang dialami pasien adalah benar karena kanker ovarium. Proses diagnosis juga sekaligus menentukan jenis kanker ovarium, beserta stadiumnya.
Sebagai langkah awal, dokter akan melakukan anamnesis atau proses tanya jawab medis. Pada proses ini, dokter akan mengumpulkan informasi medis tentang keluhan atau gejala. Selain itu, dokter juga akan menggali informasi medis terkait faktor risiko maupun kondisi kesehatan pasien secara umum.
Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis kanker ovarium, melalui pemeriksaan panggul maupun sekitar organ intim. Lalu, kedua hasil pemeriksaan akan dipastikan dengan pemeriksaan penunjang kanker ovarium, baik dengan melakukan USG, CT-Scan, MRI, PET-Scan, tes darah untuk memeriksaan tumor marker CA-125, maupun biopsi dari sampel jaringan ovarium yang diperiksa di laboratorium.
Baca juga: Apakah Kanker Bisa Sembuh? Jangan Khawatir, Kanker Bisa Diobati
Pengobatan kanker ovarium akan dilakukan dengan mempertimbangkan keluhan, keparahan, kesehatan pasien, serta rencana untuk memiliki momongan. Berikut ini adalah beberapa metode penanganan kanker ovarium yang biasa dilakukan:
Dokter akan melakukan operasi untuk mengangkat salah satu atau kedua ovarium, rahim, maupun jaringan di mana sel kanker tumbuh. Operasi pengangkatan ovarium sebagai langkah pencegahan pada pasien dengan risiko tinggi terkena kanker ovarium dapat dilakukan jika tidak berencana memiliki keturunan lagi.
Pemberian obat untuk membunuh sel kanker juga bisa dilakukan, baik sebelum maupun setelah operasi, dengan cara disuntikkan melalui infus maupun diminum.
Terapi target untuk membunuh sel kanker ovarium dilakukan dengan pemberian obat yang khusus membuat tubuh mengenali, kemudian menyerang sel kanker, sehingga sel abnormal tersebut tidak dapat membelah diri dan berkembang lebih lanjut hingga akhirnya mati.
Metode penanganan kanker ovarium ini dilakukan dengan menghambat produksi hormon yang diperlukan oleh sel kanker untuk bertumbuh dan berkembang. Sehingga dapat mengurangi risiko perkembangan sel kanker ovarium, bahkan membunuhnya.
Dilakukan dengan menembakkan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Pada stadium awal, terapi radiasi dilakukan sebelum operasi, untuk mengecilkan ukuran sel kanker. Sedangkan pada stadium lanjut, penanganan kanker ovarium ini dilakukan ketika kanker telah menyebar.
Dokter bisa saja menggabungkan beberapa metode penanganan kanker ovarium, sesuai dengan gejala penyakit yang dikeluhkan, untuk mengoptimalkan pengobatan.
Baca juga: Kanker Teratasi, Aktivitas Tak Terbatasi
Dengan penanganan yang tepat sedini mungkin, kanker ovarium sangat mungkin disembuhkan. Namun, tanpa penanganan dan pada stadium lanjut, bisa saja terjadi komplikasi kanker ovarium, berupa:
Baca juga: Menstruasi Tak Teratur, Hati-hati PCOS
Perbedaan kanker ovarium dan kanker serviks terletak pada organ yang terdampak. Kanker ovarium terjadi di ovarium atau indung telur. Sementara, kanker serviks berkembang di leher rahim dan biasanya terkait infeksi HPV.
Ya, kanker ovarium bisa bersifat genetik, tetapi faktor ini bukanlah satu-satunya penyebab. Sekitar 10-15% kasus kanker ovarium disebabkan oleh mutasi genetik, terutama pada gen BRCA1 dan BRCA2. Jika ada riwayat keluarga dengan kanker ovarium, risiko terkena kondisi ini pun akan meningkat.
Kanker ovarium bisa dideteksi melalui USG, CT-scan, dan kadar CA-125 dalam darah. Selain itu, penderita kanker ovarium juga bisa dideteksi dari gejalanya, seperti perut kembung, nyeri panggul, dan penurunan nafsu makan.
Kunci utama pencegahan kanker ovarium adalah menjalani gaya hidup sehat. Menerapkan pola makan yang sehat, jaga berat bada ideal, hindari merokok, dan olahraga secara rutin. Selain itu, lakukan pemeriksaan medis secara rutin, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium atau kanker payudara.
Diagnosis dan penanganan awal kanker ovarium dapat meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan. Oleh karena itu, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan ketika mengalami keluhan penyakit yang menyerupai gejala kanker ovarium. RS Pondok Indah juga menyediakan layanan medis yang komprehensif untuk mendeteksi maupun mengatasi kanker ovarium.
Referensi: