Kontraksi kehamilan meliputi kontraksi dini, braxton hicks, persalinan diri, persalinan aktif, transisi, kontraksi saat mengejan, hingga melahirkan plasenta.
Rahim adalah otot terbesar dalam tubuh perempuan. Di luar kehamilan, rahim juga sudah sering berkontraksi terutama saat menstruasi. Ketika perempuan hamil mengalami kontraksi, rahim akan meregang dan mengecil sehingga bayi terdorong ke saluran kelahiran.
Saat awal kehamilan, kontraksi otot rahim justru berkurang untuk mengakomodasi dan melindungi konsepsi yang sedang tumbuh. Menjelang kehamilan cukup bulan, aktivitas otot rahim dan mulut rahim (serviks) meningkat.
Bersamaan dengan meningkatnya kontraksi otot rahim terjadi perubahan biokimia pada serviks, yang juga disebabkan peningkatan tekanan dalam rahim, maka terjadilah proses persalinan.
Bisa dirasakan pada trimester pertama kehamilan karena badan kita mulai beradaptasi dengan proses kehamilan.
Regangan dari ligamen (jaringan penggantung) di sekeliling rahim merupakan penyebab rasa tidak nyaman ini.
Bila disertai keluar darah dianjurkan datang melakukan pemeriksaan untuk mencegah keguguran atau menyingkirkan kemungkinan kehamilan di luar rahim.
Terjadi mulai trimester kedua kehamilan, kebanyakan pada trimester ketiga. Bisa terjadi jika ibu dalam keadaan lapar, lelah, atau stres. Kontraksi biasanya tidak teratur dan tidak terlalu sakit.
Mungkin kontraksi bisa teratur tapi akan hilang dengan sendirinya jika ada perubahan posisi atau melakukan aktivitas. Jika ini terjadi, coba tetap tenang, istirahat dan minum segelas air.
Jika sudah minum segelas air, istirahat dan melakukan perubahan posisi, kontraksi justru semakin kuat, teratur, dan semakin sering, maka kemungkinan besar sudah masuk ke awal persalinan.
Bisa terjadi selama beberapa jam hingga lebih dari satu hari. Pada kebanyakan ibu hamil rasa nyerinya justru dimulai dari pinggang dan menyebar ke depan. Saat kontraksi, bisa dirasakan dinding perut lebih keras.
Lebih sering, bisa setiap 3-6 menit, lebih lama, 30- 60 detik tiap kontraksi, dan terasa lebih kuat. Rasanya mulai tidak nyaman sehingga untuk mengatasinya mulai diperlukan pengaturan nafas, pijat, meditasi, atau bahkan kompres hangat ataupun obat penghilang nyeri.
Saat ini sering disertai keluar lendir merah kecoklatan, menandakan serviks mulai terbuka, maka bersiaplah untuk berangkat ke rumah sakit.
Lama kontraksi bisa mencapai 90 detik, dirasa paling nyeri, dan sering tidak ada jeda antara kontraksi. Saat ini ibu sering gelisah, mengerang, berteriak, menggigil, dan merasa mual. Ini semua wajar jika terjadi. Untung periode ini berlangsung tidak terlalu lama.
Kontraksi ini akan membantu ibu untuk mengejan. Akan dirasa sebagai sensasi yang luar biasa untuk mengejan. Kontraksi tidak sekuat kontraksi transisi dan lebih ada jeda antara dua kontraksi.
Setelah bayi lahir akan tetap ada kontraksi ringan dari rahim untuk melepas plasenta dari tempat implantasinya dan mencegah perdarahan.
Kehamilan dan persalinan adalah proses alami, bukan suatu penyakit. Hendaknya seorang wanita mempersiapkan mental dan fisiknya, memilih dokter yang bisa dipercaya dan memilih rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap dan reputasi yang baik.
Selamat menikmati kehamilan dan proses persalinan!
Saat mulai kontraksi, tetap tenang, catat durasi dan frekuensi kontraksi, minum air untuk tetap terhidrasi, dan istirahat. Jika kontraksi semakin kuat atau teratur, segera hubungi bidan atau pergi ke rumah sakit sesuai arahan dokter.
Segera ke rumah sakit saat kontraksi teratur setiap 5 menit, berlangsung 1 menit, dan sudah terjadi selama 1 jam (5-1-1 rule). Jika air ketuban pecah, terjadi pendarahan, atau ada rasa sakit tak tertahankan, segera hubungi dokter atau bidan.
Kontraksi terasa seperti kram atau tekanan di perut yang datang teratur dan makin kuat, tanda persiapan persalinan. Gerakan janin lebih terasa seperti tendangan atau geli di perut dan terjadi secara acak, bukan ritmis.