Kenapa Menopause Menyebabkan Osteoporosis? Pahami Kaitannya!

Wednesday, 18 December 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Wanita menopause rentan osteoporosis karena penurunan estrogen, hormon yang penting untuk menjaga kepadatan tulang, sehingga tulang lebih mudah rapuh.

Kenapa Menopause Menyebabkan Osteoporosis? Pahami Kaitannya!

Menopause merupakan sebuah proses alami yang normal terjadi dalam fase kehidupan wanita seiring bertambahnya usia. Efek yang ditimbulkan oleh fase menopause ini sangat beragam, di antaranya mood yang mudah berubah, penurunan berat badan, kelelahan, dan pengoroposan massa tulang.


Waspadalah, menopause dapat memicu pengeroposan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis pada wanita. Sebagai sebuah “penyakit diam” (silent disease), proses kerusakan tulang akibat osteoporosis biasanya terjadi tanpa gejala. Anda mungkin tidak akan tahu bahwa Anda mengalami osteoporosis sampai tulang-tulang Anda menjadi terasa lemah atau mendadak tegang. Sebuah kejadian benturan atau jatuh dapat menyebabkan Anda patah tulang.


Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebenarnya apa hubungan antara menopause dan risiko osteoporosis? Mari memahami hubungan antara keduanya dan cari tahu juga tips untuk mencegah penyakit osteoporosis pada fase menopause.


Sekilas Mengenai Penyakit Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit kelainan metabolik tulang yang ditandai dengan berkurangnya kerapatan tulang (keropos) dan kerusakan bentuk tulang (deformitas). Tulang sendiri tersusun atas jaringan yang tumbuh.


Selain itu, tulang juga memiliki ‘selaput’ mirip spon yang membungkusnya. Saat tulang terkena osteoporosis, lubang-lubang yang ada pada selaput (spon) tersebut membesar dan jumlahnya terus bertambah. Kejadian inilah yang akhirnya dapat melemahkan struktur dalaman tulang.


Ada dua klasifikasi untuk osteoporosis, yaitu osteoporosis primer (disebabkan oleh usia tua atau setelah menopause) dan osteoporosis sekunder (disebabkan oleh gangguan endokrin, pengaruh obat, dan gaya hidup). Bila tidak disadari dan ditangani dengan tepat, osteoporosis dapat menyebabkan tulang rapuh dan mudah patah, nyeri pada tulang, tubuh semakin pendek dan bungkuk, cacat, hingga kematian.


Mengenal Menopause

Menopause adalah kondisi di mana siklus menstruasi berhenti dan berakhirnya masa subur wanita secara alami. Seorang wanita disebut memasuki atau mengalami menopause bila yang bersangkutan tidak menstruasi lagi dalam rentang waktu lebih dari enam bulan. Rata-rata wanita mengalami menopause pada usia 45 hingga 55 tahun. Namun, usia menopause dapat bervariasi tergantung faktor genetik, gaya hidup, dan kesehatan secara umum.



Hubungan Antara Menopause dan Osteoporosis

Pertama-tama, perlu dipahami bahwa semua orang dapat mengalami osteoporosis, terutama seiring bertambahnya usia. Kepadatan dan kekuatan tulang biasanya akan mencapai tahap optimal pada usia 30 tahun. Setelah itu, kepadatan tulang dapat semakin menurun.


Meskipun dapat dialami siapa saja, ternyata wanita, terutama yang sudah memasuki masa menopause lebih rentan terkena osteoporosis. Apa penyebabnya?


Saat memasuki fase menopause, tubuh perempuan mengalami berbagai perubahan, di antaranya adalah penurunan hormon estrogen.


Hormon seks wanita (estrogen) ini memainkan peran penting dalam mempertahankan kekuatan dan kesehatan tulang. Penurunan kadar estrogen selama menopause inilah yang menyebabkan peningkatan pengeroposan tulang.


Jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik, maka pengeroposan tulang akan terus bertambah parah dan berkembang menjadi osteoporosis.


Pencegahan Osteoporosis pada Wanita Menopause

Meskipun risiko osteoporosis meningkat pada fase menopause, Anda tidak perlu berkecil hati. Ada beragam upaya yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya osteoporosis. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.


1. Memahami faktor risiko

Untuk mengurangi bahaya akibat osteoporosis, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memahami faktor risiko yang Anda miliki. Osteoporosis memiliki faktor risiko, seperti:


  • Faktor genetik (ras, jenis kelamin, riwayat keluarga)
  • Nutrisi yang kurang baik, seperti kurang kalsium dan vitamin D
  • Pola hidup dan kebiasaan kurang baik, seperti merokok, konsumsi kafein/alkohol berlebihan, dan kurang olahraga/aktivitas
  • Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, anti-konvulsan/kejang, dan antasida
  • Gangguan endokrin, akibat usia menopause atau gangguan hormon lain


Pahami faktor risiko osteoporosis saja yang Anda miliki dan faktor mana saja yang masih bisa dikendalikan. Bila Anda memiliki faktor risiko osteoporosis, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi. Dokter dapat memberikan rekomendasi dan saran untuk mencegah osteoporosis sekaligus menjaga kesehatan tulang Anda.


2. Melakukan pemeriksaan densitas dan kesehatan tulang

Selain itu, Anda juga bisa melakukan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan densitas tulang atau pemeriksaan laboratorium di rumah sakit. Pemeriksaan rutin kesehatan tulang oleh dokter spesialis ortopedi dapat membantu Anda menjaga kesehatan tulang, bahkan setelah memasuki fase menopause.


3. Meningkatkan asupan kalsium

Kalsium merupakan mineral yang banyak disimpan di tulang dan berfungsi menjaga struktur tulang. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk memenuhi kebutuhan kalsium harian untuk mencegah osteoporosis.


Bahkan, wanita menopause seringkali harus meningkatkan asupan kalsium hariannya dengan mengonsumsi suplemen dan makanan kaya kalsium.


Kebutuhan kalsium pada wanita normal (sebelum menopause) hanya mencapai 800 mg/hari, karena terjadi penurunan estrogen pada wanita menopause, penyerapan kalsium pun ikut menurun tajam. Oleh karenanya, dibutuhkan 800—1.500 miligram kalsium per hari untuk wanita menopause.



4. Meningkatkan asupan vitamin D

Selain kalsium, vitamin D juga penting untuk menjaga kesehatan tulang. Sebab, vitamin D berperan dalam meningkatkan penyerapan kalsium oleh tubuh. Beberapa penelitian membuktikan bahwa konsumsi kalsium 1.200 mg dan 800 IU Vitamin D setiap hari efektif untuk mencegah osteoporosis pada orang usia di atas 50 tahun. 


Vitamin D sendiri bisa didapat secara alami dari sinar matahari pagi, makanan hasil laut, dan kuning telur. Bila konsumsi sehari-hari tidak tercukupi, Anda juga bisa meminum suplemen Vitamin D.


5. Rutin berolahraga

Terakhir, Anda juga disarankan untuk berolahraga secara rutin untuk menjaga kepadatan tulang. Untuk hasil yang optimal, Anda disarankan untuk berolahraga minimal 30 menit sebanyak 5 kali seminggu. Anda bisa memilih olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, dan peregangan untuk membantu menjaga struktur dan kekuatan tulang.


Jika Anda sudah memasuki fase menopause, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi di RS Pondok Indah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan tulang. Selain pemeriksaan kesehatan, dokter juga bisa memberikan saran untuk mencegah osteoporosis supaya Anda bisa tetap bebas beraktivitas di usia keemasan Anda.



FAQ


Apa Hubungan Menopause dengan Osteoporosis?

Menopause berhubungan dengan osteoporosis karena penurunan hormon estrogen menyebabkan pengeroposan tulang. Estrogen berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang, sehingga setelah menopause, wanita berisiko lebih tinggi mengalami osteoporosis dan patah tulang akibat tulang yang lebih rapuh.


Hormon Apa yang Memengaruhi Osteoporosis?

Hormon yang memengaruhi osteoporosis adalah estrogen dan testosteron. Estrogen pada wanita membantu menjaga kepadatan tulang, sementara testosteron pada pria juga berperan dalam pembentukan tulang. Penurunan kedua hormon ini, terutama saat menopause atau penuaan, dapat meningkatkan risiko osteoporosis.


Kenapa Wanita Mudah Terkena Osteoporosis?

Wanita lebih mudah terkena osteoporosis karena penurunan hormon estrogen setelah menopause, yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang. Selain itu, wanita memiliki tulang yang lebih kecil dan lebih tipis dibandingkan pria, membuat mereka lebih rentan terhadap pengeroposan tulang.